Sebagai bukti bahwa kita guru BK melaksanakan tugas, mungkin sesekali kita akan di suvervisi oleh pengawas BK dari Dinan Pendidikan Kabupaten/Kodya , (bukan untuk penilaian bagi guru yang sudah di sertifikasi).Maka sebagai guru BK hendaknya kita selalu siap kapanpun.Tidak jamannya lagi terutama bagi yang sudah menerima tunjangan sertifikasi ketika Pengawas BK hendak melakukan suvervisi, kita tidak memiliki data tentang apa yang kita kerjakan dan mengatakan bahwa berkas kita di pinjam si anu, tinggal di rumah ( pengalaman...hik) dll.Berikut ini adalah contoh poin-poin yang mesti selalu ada pada kita dan selalu siap ketika di minta.Silakan sobat download di SINI
Semoga bermanfa'atSabtu, 18 Desember 2010
Mengolah Data Sosiometri Bimbingan Konseling secara manual
Untuk mengetahui tingkat hubungan sosial siswa di dalam kelas, sebagai guru Bimbingan Konseling kita dapat melaksanakan sosiometri.Dari data yang kita peroleh kita dapat melihat seberapa besar kesetiakawan sosial dalam kelas, siswa favorit maupun siswa yang terisolir.Hal ini kita perlukan agar kita dapat menentukan arah dan isi layanan kita dalam hal Bimbingan Sosial maupun pribadi.Misalnya jika kita peroleh data dari 40 siswa yang kita tugasi memilih teman yang paling di senangi sebanyak 2 orang untuk tiap-tiap siswa kita peroleh hasil sbb:
1 orang favorit dengan mendapatkan perolehan terpilih sebagai paling disenangi (pilihan pertama) sebanyak 14 kali.
12 orang fvorit dengan mendapat pilihan 1 masing masing 2 kali
9 orang dengan hanya mendapat pilihan 1 masing-masing 1 kali
7 orang hanya medapat pilihan ke 2
2 orang tidak ada yang memilih
maka kemungkina kita bisa menentukan layanan;
BKP (Bimbingan Kelompok) untuk yang 9 orang
KKP(Konseling kelompok) untuk yang 7 orang
KP(Konseling Perorangan/Pribadi) untuk yang 2 orang
Tentu ini akan sangat berguna bagi guru BK yang tidak punya jam tatap muka di kelas.
Bagi sobat yang membutuhkan petunjuk pelaksanaan dan pengolahan datanya silakan download;
Maaf tidak di tampilkan disini semata-mata agar blog ini tidak menjadi lebih berat di buka.
Kamis, 16 Desember 2010
Format Penilaian Bimbingan Konseling
Setelah melaksanakan layanan Bimbingan Konseling, maka sebaiknya Guru BK harus melakukan penilaian, sehingga ia tau sampai dimana capaian yang ia peroleh dari layanan yang ia lakukan.
Seperti yang kita ketahui ada 2 jenis penilaian yaitu:
Seperti yang kita ketahui ada 2 jenis penilaian yaitu:
1.Penilaian hasil
kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui
a. Penilaian
segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan
pendukung
Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani.
b.Penilaian
jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu
sampai
dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung Bimbingan dan Konseling
diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
c.Penilaian
jangka panjang (LAIJAPAN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai
dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan
pendukung Bimbingan dan
Konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
dampak layanan dan atau kegiatan pendukung
Bimbingan dan Konseling terhadap
peserta didik.
2. Penilaian
proses kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui analisis
terhadap
keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui
efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.
3. Hasil
penilaian kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicantumkan dalam Laporan
Pelaksanaan Program.
4. Hasil kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk
setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
Jika membutuhkan format Laiseg, Laijapen dan Laijapan, silakan sobat download melalui "GRATIS FILE BIMBINGAN DLL" yang ada di sebelah kiri blog ini.
Untuk masing-masing jenis Layanan, silakan sobat modifikasi untuk menyesuaikan.Semoga membantu.
Bonus hari ini; Membuat Gambar mnjadi lucu dengan " Cartoon Maker"
Senin, 06 Desember 2010
Mengapa BK Beda?
Minggu terakhir Nopember yang melelahkan.Dalam minggu ke empat Nopember lalu ada 3 wali kelas yang harus menyerahkan siswanya ke BK untuk di tangani dengan alasan sudah kewalahan.Seperti biasanya, untuk di serahkan ke BK, maka guru harus menyerahkan bukti bahwa ia sudah menangani sedikitnya 3 kali baik dengan bukti SPO atau catatan wali kelas itu sendiri.Dan kebetulan ketiga siswa ini masalahnya sama yaitu bolos, ada yang sudah 9 hari, 11 hari dan 13 hari.
Kebiasaan yang sering saya pegang teguh bahwa saya harus memanggil orangtua dengan tujuan untuk mengetahui letak permasalahan dari kehidupan/lingkungan keluarganya dan sekaligus mengajak kerjasama membina anak yg dimaksud.Siswa tidak di hadirkan pada saat orangtua datang ke BK, meskipun orangtua minta.Tujuannya agar ; a) siswa tidak malu /takut maupun MC. b).Siswa tidak merasa di hakimi.Biasanya orangtua akan mengutamakan harga dirinya di depan anaknya, mengatakan bahwaan aknya bandel, nggak bisa di bilangi,dan ada pula yang sambil marah-marah atau bahkan mau memukul, dan semua ini tidak boleh terjadi karena kita harus selalu memegang teguh azas BK.
Setelah selesai dengan orangtua nya, maka kita bisa mempersilakannya pulang, namun kita harus mencacat dan membukukan pembicaraan dengan orangtua di bubuhi tanda-tangan, sebagai bukti kerja kita.
Jangan menunda lama, lakukan pendekatan kepada siswa, dan harus dengan cara yang profesional, tanpa marah, tanpa menggurui/menasehati, tanpa menyalah-nyalahkan, tanpa menghakimi dan tanpa mengancam.Upayakan untuk mengungkap potensi yang ia miliki dan terus berikan motivasi.
Ketiganya punya masalah yang sama meskipun dengan tempat yang berbeda, yaitu asyik dengan permainan Point Blank, dengan paket Rp.5.000/ 3 jam.Nah disinilah perlunya guru BK agar selalu memiliki informasi/pengetahuan yang memadai tentang teknologi dan yang ini adalah tentang game dan internet yang menjamur saat ini.
Sepertiteman saja, saya coba memuji kelihaiannnya bermain Point Blank, dan mengajak cerita bagaimana caranya.Ia lalu cerita teknik yang ia lakukan, dan saya menyalutinya.Cerita sudah hampir habis, mulai masuk ke tujuan utama.
BK : "Kalau kamu bisa bagi waktu, pagi sekolah, pulangnya kerumah dulu, makan dan sholat, baru kamu main, wah......bagus kali mungkin ya......?".
Orangtu senang, sekolahmu nggak terganggu, dan kamu tetap bisa main.Bapak yakin kamu bisa, kapan bisa kita mulai?.Nggak usahlah pakai surat perjanjian atau buku penghubung ya kan?
Ada beberapa jawaban dari mereka, tapi pada intinya ada komitmen sederhana bahwa mereka mau berubah.Dan ternyata setelah seminggu masa pengamatan, mereka tidak pernah absen lagi.Sesekali misalnya dalam 3 hari di tanya, nggak main Ponit Blank lagi?.....mereja jawab, sore pak mainnya.Laijapen tercapai.Jangan lupa, buatlah catatan, dan minta untuk di tanda-tangani siswa, catatan tentang kegiatan konsultasi, bukan surat perjanjian.Banyak cara, dan mungkin pengalaman kawan-kawan BK berbeda, mari berbagi di sini.
Mengapa Guru BK jadi .................
Dari beberapa pengalaman kumpul-kumpul dengan guru BK, ada beberapa keluhan yang di sampaikan dan dengan kasus yang sama pula.
1.Pak, sebenarnya tugas BK itu apa? saya kok sering di suruh jadi piket dan memukul lonceng?
2.Pak, saya kok sering di suruh menggantikan guru yang tak masuk? apa cocok?
3.Pak, kok semua -semua masalah siswa langsung di kirim ke saya guru BK?
4.Pak, saya nggak punya ruangan khusus, bagaimana saya bisa bekerja melayani siswa?
5.Pak, saya kalau minta perangkat untuk keperluan BK, sering tidak di penuhi Kepsek!
Inilah beberapa kendala/hambatan yang di alami oleh seorang guru BK dari sekian banyak permasalahan yang ia hadapi dalam menjalankan tugas.
Nah tentu pertanyaannya "mengapa ini terjadi?"
Menurut pengalaman selama menjadi guru BK, hal ini juga hampir sama kita alami.Faktor Kepala Sekolah sebenarnya adalah faktor kedua.Sedangkan yang menjadi faktor utama datang dari diri kita sendiri sebagai guru BK.
Mari kita ambil contoh ketika kita di sekolah.Tentu saja kita pernah butuh pertolongan siswa misalnya untuk mengangkat barang tertentu, atau menggeser lemari misalnya.Sasaran pertama kita yang kita mintai tolong biasanya adalah siswa yang lagi tidak ada gurunya atau lagi tidak ada kegiatan.Kita tentu segan meminta tolong pada siswa yang lagi belajar, padahal saat yang sama ada siswa yang lagi tenang-tenang tanpa kegiatan.
Kaitannya dengan guru BK, tentu saja kalau Kepala Sekolah melihat guru BK sering tidak ada kegiatan, maka wajar rasanya ia minta tolong untuk ini dan itu.
1.Bukankah tugas BK, melaksanakan Layanan melalui Satlan, Satkung, Bimbingan,dan Konseling, mencatat apa yang dikerjakan dan melaporkan?.Tentu saja jika kita selalu mempunyai kesibukan untuk melayani siswa, Kepala Sekolah tidak akan sembarangan menyuruh kita di luar tugas kita.
2.Tidak ada salahnya menggantikan guru yang tidak masuk, jika itu kita manfaatkan untuk melaksanakan SATLAN, di karenakan misalnya kita tidak ada di sediakan jam masuk.Belum semuanya kita punya jam tetap di kelas, maka jam kosong karena ketidak hadiran guru bisa kita manfaatkan, yang penting bukan sebagai ban serap.
3.Agar tidak setiap masalah langsung di serahkan ke BK, maka kita bisa mengambil kesempatan menjelaskan prosedur pelayanan BK pada saat rapat dinas misalnya.Berikan penjelasan bahwa masalah siswa yg terjadi pada saat guru mengajar, harus di tangani guru yang mengajar saat itu.Jelaskan bahwa itu merupakan haknya, dan demi wibawanya sebagai seorang guru agar siswa tak meremehkannya.Jika mungkin karena banyak menyita waktu jika harus di tangani guru yg mengajar pada saat itu, maka yang menangani nya adalah wali kelas.Namun jika kebetulan wali kelas juga tidak ada, tentu kita BK lah yang menanganinya.
Aneh:
a.Ketika siswa tidak ada yang menangani baik guru maupun wali kelas, guru BK bilang," tunggu ajalah kapan datang wali kelasnya beberapa hari lagi".
b.Seorang guru dalam rapat bertanya"Jadi misalnya, waktu saya ngajar ada siswa yang berantam sampai berdarah, kalau saya tangani terganggulah yang lain, apa bisa saya kirim ke BK?".
Lha.............saya berfikir???????...gurunya kemana, kok saat dia ngajar bisa kejadian gitu, ???????
4.Yang paling penting dari pelaksanaan tugas kita sebagai BK adalah mencatat dan melaporkan.
Catatlah setiap apa yang kita lakukan dalam pelayanan kita.Laporkan setiap minggu dan buatkan laporan umum perbulan atau minimal per 3 bulan.Hal ini sangat bermanfaat untuk mendorong Kepala Sekolah membangun/menyediakan ruangan khusus untuk kita.Juga bisa menghindari agar kita tidak di suruh macam-macam yang tidak berkaitan dengan tugas utama kita. Ini termasuk jurus ampuh, dengan melihat laporan kita Kepala Sekolah jadi tau bahwa kita banyak kerja, maka ia akan berfikir dua kali menyuruh kita macam-macam, selanjutnya dia juga segan karena dia kadang melihat kita melayani orangtua siswa di ruang guru dan ruangan lainnya. Sampai suatu saat pak Kepala pernah bilang, "thn ini kita usahakan biar ada ruangan Bapak, segan juga sama orangtua siswa dilayani di ruang guru".
Dan dalam mencatat dan membuat laporan jangan terlalu kaku, catat semampunya, laporkan yang ada, jangan terlalu terpaku pada teori model pencatatan dan pelaporan, bagaimanapun itu lebih baik daripada kita tidak bekerja. BK PEDULI SISWA
1.Pak, sebenarnya tugas BK itu apa? saya kok sering di suruh jadi piket dan memukul lonceng?
2.Pak, saya kok sering di suruh menggantikan guru yang tak masuk? apa cocok?
3.Pak, kok semua -semua masalah siswa langsung di kirim ke saya guru BK?
4.Pak, saya nggak punya ruangan khusus, bagaimana saya bisa bekerja melayani siswa?
5.Pak, saya kalau minta perangkat untuk keperluan BK, sering tidak di penuhi Kepsek!
Inilah beberapa kendala/hambatan yang di alami oleh seorang guru BK dari sekian banyak permasalahan yang ia hadapi dalam menjalankan tugas.
Nah tentu pertanyaannya "mengapa ini terjadi?"
Menurut pengalaman selama menjadi guru BK, hal ini juga hampir sama kita alami.Faktor Kepala Sekolah sebenarnya adalah faktor kedua.Sedangkan yang menjadi faktor utama datang dari diri kita sendiri sebagai guru BK.
Mari kita ambil contoh ketika kita di sekolah.Tentu saja kita pernah butuh pertolongan siswa misalnya untuk mengangkat barang tertentu, atau menggeser lemari misalnya.Sasaran pertama kita yang kita mintai tolong biasanya adalah siswa yang lagi tidak ada gurunya atau lagi tidak ada kegiatan.Kita tentu segan meminta tolong pada siswa yang lagi belajar, padahal saat yang sama ada siswa yang lagi tenang-tenang tanpa kegiatan.
Kaitannya dengan guru BK, tentu saja kalau Kepala Sekolah melihat guru BK sering tidak ada kegiatan, maka wajar rasanya ia minta tolong untuk ini dan itu.
1.Bukankah tugas BK, melaksanakan Layanan melalui Satlan, Satkung, Bimbingan,dan Konseling, mencatat apa yang dikerjakan dan melaporkan?.Tentu saja jika kita selalu mempunyai kesibukan untuk melayani siswa, Kepala Sekolah tidak akan sembarangan menyuruh kita di luar tugas kita.
2.Tidak ada salahnya menggantikan guru yang tidak masuk, jika itu kita manfaatkan untuk melaksanakan SATLAN, di karenakan misalnya kita tidak ada di sediakan jam masuk.Belum semuanya kita punya jam tetap di kelas, maka jam kosong karena ketidak hadiran guru bisa kita manfaatkan, yang penting bukan sebagai ban serap.
3.Agar tidak setiap masalah langsung di serahkan ke BK, maka kita bisa mengambil kesempatan menjelaskan prosedur pelayanan BK pada saat rapat dinas misalnya.Berikan penjelasan bahwa masalah siswa yg terjadi pada saat guru mengajar, harus di tangani guru yang mengajar saat itu.Jelaskan bahwa itu merupakan haknya, dan demi wibawanya sebagai seorang guru agar siswa tak meremehkannya.Jika mungkin karena banyak menyita waktu jika harus di tangani guru yg mengajar pada saat itu, maka yang menangani nya adalah wali kelas.Namun jika kebetulan wali kelas juga tidak ada, tentu kita BK lah yang menanganinya.
Aneh:
a.Ketika siswa tidak ada yang menangani baik guru maupun wali kelas, guru BK bilang," tunggu ajalah kapan datang wali kelasnya beberapa hari lagi".
b.Seorang guru dalam rapat bertanya"Jadi misalnya, waktu saya ngajar ada siswa yang berantam sampai berdarah, kalau saya tangani terganggulah yang lain, apa bisa saya kirim ke BK?".
Lha.............saya berfikir???????...gurunya kemana, kok saat dia ngajar bisa kejadian gitu, ???????
4.Yang paling penting dari pelaksanaan tugas kita sebagai BK adalah mencatat dan melaporkan.
Catatlah setiap apa yang kita lakukan dalam pelayanan kita.Laporkan setiap minggu dan buatkan laporan umum perbulan atau minimal per 3 bulan.Hal ini sangat bermanfaat untuk mendorong Kepala Sekolah membangun/menyediakan ruangan khusus untuk kita.Juga bisa menghindari agar kita tidak di suruh macam-macam yang tidak berkaitan dengan tugas utama kita. Ini termasuk jurus ampuh, dengan melihat laporan kita Kepala Sekolah jadi tau bahwa kita banyak kerja, maka ia akan berfikir dua kali menyuruh kita macam-macam, selanjutnya dia juga segan karena dia kadang melihat kita melayani orangtua siswa di ruang guru dan ruangan lainnya. Sampai suatu saat pak Kepala pernah bilang, "thn ini kita usahakan biar ada ruangan Bapak, segan juga sama orangtua siswa dilayani di ruang guru".
Dan dalam mencatat dan membuat laporan jangan terlalu kaku, catat semampunya, laporkan yang ada, jangan terlalu terpaku pada teori model pencatatan dan pelaporan, bagaimanapun itu lebih baik daripada kita tidak bekerja. BK PEDULI SISWA
Jumat, 12 November 2010
Unsur Penilaian Jabatan Fungsional Guru
Unsur
Penilaian Jabatan Fungsional Guru
Permen 84/1993
Permen 84/1993
A.
Unsur dan Sub Unsur Keqiatan
1.
Pendidikan dan Pelatihan
2.
Proses belajar mengajar
3. Pengembangan Profesi
·
melakukan kegiatan karya tulis
·
membuat alat pelajaran
·
menciptakan karya seni
·
menemukan teknologi tepat guna
· mengikuti
pengembangan kurikulum
4. Penunjang
Permen 16/2009
A. Unsur
dan Sub Unsur Keqiatan
1. Pendidikan dan pelatihan pendidikan formal dan
fungsional
2.
Proses belajar mengajar
1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. pengembangan
diri
1.
diktat fungsional
2.
kegiatan kolektif guru (KKG/MGMP)
2. penulisan karya tulis Ilmiah
1. melakukan penelitian
2. gagasan ilmiah
3. publikasi, jurnal, buku, diktat, modul.
3. Karya Inovatif
1.menemukan teknologi tepat guna
2.menemukan/menciptakan karya seni
3. alat peraga/praktikum
4. Mengikuti perkembangan
penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya
5. Penunjang
Jenjang Jabatan dan Pangkat Guru
Permen Menpan 84/1993 Jabatan dan Pangkat melekat
Jabatan dan Pangkat terdiri 13, yaitu:
1.Guru Pratama, gol. II/a
2.Guru Pratama Tingkat I, gol. II/b
3.Guru Muda, gol. 11/c
4.Guru Muda Tk I, gol. II/d
5.Guru Madya, gol. 111/a
6.Guru Madya Tk I, gol. 111/b
7.Guru Dewasa, gol. 111/c
8.Guru Dewasa Tk I, gol. III/d
9.Guru Pembina, gol. IV/a
10.Guru Pembina Tk I, gol. IV/b
11.Guru Utama Muda, gol. IV/c
12.Guru Utama Madya, gol IV/d
13.Guru Utama, gol IV/e
Permen Menpan 16/2009
Jabatan dan Pangkat terpisah Jabatan ada 4, dimulai dari,
•Pertama gol 111/a dan 111/b
•Muda. gol III/c dan d
•Madya gol IV/a, b dan c
•Utama, gol IV/d dan e
Kewajiban melaksanakan pengembangan keprofesian secara
berkeianjutan
Permen 84/1993 Untuk gol II/a s.d.111/a :
•Diklat
•KBM
•Penunjang
•Pengembangan Profesi (PP) tidak wajib
•Pengembangan Profesi wajib bagi:
•gol IV/a —b = pengembangan profesi 12 dari wajib
•gol IV/a —b = pengembangan profesi 12 dari wajib
•gol IV/b — c =idem
•gol IV/c — d =idem
•gol IV/d — e =Idem
Permen 16/2009
Selain KBM, guru wajib mengikuti pengembangan did dan
melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan, dimulai dari:
golongan
•III/a Pengembangan
diri
•III/b-c Pengembangan
diri dan 4 PP (Pengembangan Profesi)
•III/c-d Pengembangan
diri dan 6 PP
•III/d-IV/a Pengembangan
diri dan 8 PP
•IV/a-b Pengembangan
did dan 12PP
•IV/b-c idem
•IV/c-d Pengembangan
diri dan 14 PP dan Presentasi
•IV/c Pengembangan
diri dan 20 PP
Catatan Pengembangan Profesi : Laporan Hasil Penelitian,
Lap. Hasil PTK, Tinjauan/Ulasan Ilmiah Hasil Gagasan Sendiri, Buku, Modul,
Diktat Pelajaran, Alat Peraga)
Penilaian Pembelajaran Pembimbingan Permen 8411993
Penilaian PBM didasarkan pada aspek kuantitas dengan
"surat pernyataan" kepala sekolah telah melakukan PBM
Permen 16/2009
Penilaian pembelajaran didasarkan pada aspek kualitas
terhadap kinerja guru:
•Kriteria amat baik, nilai A mendapat angka kredit 125% dari
angka kredit yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
•Kriteria baik, nilai B, 100%
•Kriteria sedang, nilai C, 75%
•Kriteria kurang, nilai D, 50%
Penilaian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Permen 84/1993
Pengembangan Profesi dimulai dari Gol IV/a untuk ke IV/b dan
seterusnya dinilai oleh Tim Pusat
Permen 16/2009
Pengembangan Profesi dimulai dari:
•111/b kelll/c dinilai oleh Tim Kab/Kota
•111/c ke IV/a dinilai oleh Tim Provinsi
•IV/a ke IV/b dinilai oleh Tim Pusat
Khusus untuk guru agama untuk gol. IV/a ke IV/b pengembangan
profesi berkelanjutan dinilai oleh Departemen Agama.
Sedangkan 1V/b ke atas oleh Tim Pusat (Depdiknas dan Depag)
Penetapan dalam Jabatan Guru
Permen 84/1993
•ljasah paling rendah SPG /D-I1
•Pangkat paling rendah 11/a (Pengatur Muda)
Permen 16/2009
•ljasah paling rendah Sarjana (S-1)/ Diploma (D-IV)
•Pangkat paling rendah III/a (Jabatan Pertama)
Penghargaan Permen 84/1993
•Tingkat Nasional 50%
•Tingkat Provinsi 37,5%
•Tingkat Kab/Kota 25%
Permen 16/2009
•Sekurang-kurangnya tingkat nasional diberikan kenaikan
pangkat
setingkat lebih tinggi (atas dasar prestasi dan dedikasi
luar biasa)
•Tingkat provinsi dan kab/kota diatur dalam juknis
•Guru bertugas daerah khusus diberikan tambahan angka kredit
setara untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi satu kali selama bertugas
di daerah khusus
Ketentuan Peralihan
•Guru yang masih memiliki Pangkat atau gol II/a. sampai II/d
dimasukkan dalam jabatan ahli (jabatan pertama). Dengan melaksanakan tugas sebagai
guru pertama, dan apabila sampai akhir tahun 2015 belum melalui ijasah Sarjana
(S1)/Diploma Empat maka sistem penilaian kenaikan pangkat reguler dan terbatas.
. Guru gol. III/a dan tidak/belum memiliki kualifikasi
S1/D-IV sampai tahun 2015 maka kenaikan pangkat setinggi-tingginya adalah gol III/d.
Rabu, 27 Oktober 2010
Sertifikasi Guru Membahayakan?
Aneh memang
kedengarannya, judul yang ditampilkan disini apakah mengandung kebenaran?,
terserah penilaian sobat jika nanti sudahmembaca sekelumit cerita ini.
Berawal dari
di panggilnya guru untuk memenuhi kelengkapan berkas portofolio untuk
mendapatkan pengakuan sebagai guru professional.Meski sebenarnya saya tidak
begitu setuju jika pfofesionalisme guru di nilai dari Sertifikat dan
Piagam-piagam pengakuan yang diraih.Sebab menurut pengalaman, yang punya banyak
piagam ini malah kurang layak di katakan sebagai guru profesianal karena sudah dapat di pastikan orang ini
sering meninggalkan jam pelajaran untuk mengikuti workshop,seminar, pelatihan
atau apalah namanya.Tapi memang kita tak bias terlepas dari kertas-kertas,
karena kita hanya dinilai dari kertas yang kita lampirkan.
Kita
lanjutkan,………
Ketika
memenuhi persyaratan, mungkin saja ada berkas lampiran yang di ada-adakan ,
seperti Ijazah kilat (sarjana dalam 3
bulan), sertifikat kilat (hasil scan), di tambah nilai perikemanusiaan (karena
kepala sekolahnya kasihan).Hasilnya,……………..! Tak bisa di pungkiri, ya mungkin
ada yang untung-untungan.Yang lulus justru yang malas mengajar, atau yang kalau
dia mengajar,suasana kelasnya malah lebih gaduh ketimbang saat muridnya tanpa
dia (nggak mampu menguasai kelas), termasuk yang suka melalak mengikuti seminar
meninggalkan jam belajar.Sementara sang visioner karena rajin masuk mengajar
tidak sempat atau karena tidak punya koneksi nggak kebagian ikut
pelatihan,seminar dsbnya harus gigit jari nggak lolos portofolio.
Luluslah mereka,
tetap tak berubah, tabiat bolos, melambatkan masuk mempercepat keluar jam
pelajaran, suasana kelas yang rebut terus berlanjut, maklum lulusnya juga karena
tutornya pakai nilai kasihan dan perasaan.
Sudah dapat
duit tambahan gaji, tabiat juga tak berubah.Dan yang lebih parah adalah yang
satu ini.
Di karenakan seorang guru yang sudah pfofesional di wajibkan
mengajar 24 jam agar uang gaji tambahan tetap bias di nikmati, maka ia terpaksa
di beri jam tambahan.Yang tadinya hanya 10 jam pelajaran ( 5 kelas), maka
sekarang menjadi 12 kelas, artinya bertambah 7 kelas lagi yang merasakan dampak sertifikasi dari guru yang satu
ini.Siswa yang merasakan dampak ketidakprofesionalan malah bertambah, gara-gara
lolosnya seorang guru menjadi guru professional
yang dari awal-awalnya saja sudah bermasalah.Tetap yang korban tentunya adalah
siswa, kasihan.Meski ini hanya terjadi pada segelintir orang.
Sabtu, 23 Oktober 2010
Tips menghadapi orangtua siswa yang lagi marah
Pada dasarnya semua manusia baik.Hanya saja kadang ke baikan itu sudah berada pada alam bawah sadar.Tugas kitalah untuk membangkitkannya agar komunikasi menjadi lancar.Sebagai guru BK hendaknya menyadari itu jika berhadapan dengan orangtua siswa yang datang dengan marah-marah dan dengan tuntutan yang begitu tajam, karena merasa anaknya di perlakukan tidak sesuai kehendaknya.Jangan pernah menyerah pada tuntutan orangtua apalagi terhadap tuntutan yang tidak pantas.Suatu hari petugas piket di datangi orangtua dan meminta siswa yang memukul anaknya di hadapkan padanya dan harus mengganti kacamata anaknya yang katanya rusak karena terjatuh pada saat anaknya di tolak saat bubar barisan upacara bendera senin.Petugas piket yang bingung dan sedikit ketakutan apalagi melihat tampang seram si orangtua, datang dan dan lapor pada petugas BK minta agar guru BK yang menangani.Sebagai guru yang tau prosedur, guru BK menyarankan agar di hadapkan pada wali kelas terlebih dahulu.Ternyata guru BK nya juga bilang takut dan minta agar Guru BK saja yang menangani.Singkat cerita, saya mengajak si orangtua yang lagi marah ini ke ruang BK.
Apa kabar pak? ada yang bisa saya bantu? .....begitu BK memulai.
Baik......................jawab bapak ini ketus, lantas menyampaikan semua unek-uneknya.BK membiarkan Bapak ini mencurahkan semua isi hatinya sampai bicaranya mulai mengendor.
Kelihatannya bapak sangat mencintai dan sangat menyayangi anak Bapak, kata BK kemudian.
Ya pak, masak anak saya di perlakukan seperti itu, anak saya kan di sini mau sekolah , kok perlakuan yang ia terima begitu?....sahut bapak tersebut.
BK :Kira-kira, menurut Bapak, apa kita bisa memilih jalan damai?
Ortu : Ya damai sih boleh pak tapi kacamata ini harus di ganti.
BK : Tapi saya kurang yakin bahwa Bapak menuntut kacamata ini harus diganti , karena kaca mata ini masih bisa di pakai, hanya di ketatkan sedikit kacanya sudah nggak masalah lagi.Mungkin Bapak masih emosi, dan saya yakin nada bicara Bapak tadi karena Bapak sangat sayang sama anak.
Ortu :Sebenarnya sih pak, saya hanya mau agar anak itu minta maaf sama saya dan berjanji nggak menggangu anak saya lagi.
BK :Bapak yakin.....?
Ortu :Yakin pak,
BK : Kalau Bapak yakin, meski sedang belajar ,saya akan panggil anak itu, soal ketinggalan pelajaran, resiko dia ya kan pak?
Ortu : Aduh, malu saya pak, nggak usahlah, betul bapak bilang, saya harusnya mampu menahan diri.
BK : Bapak yakin dengan keputusan Bapak?
Ortu : Iya pak, nggak usah, saya malu sama Bapak, kok malah Bapak sedikitpun nggak marah dan mau melayani saya yang sedang marah, maaf pak.
BK : Saya memaklumi Bapak, setiap orangtua pasti menyayangi dan melindungi anaknya, itu biasa saja pak.
Singkat cerita lagi, bahwa ada hal -hal yang perlu kita perhatikan dan bisa kita jadikan tips menghadapi orangtua yang seperti ini yaitu:
a.Pada dasarnya setiap orang "baik"
b.Pada dasarnya setiap orang punya rasa "kasih sayang"
c.Pada dasarnya setiap orang tidak suka di bantah, maka sediakan waktu untuk" mendengar"
d.Pada dasarnya semua orang tidak ingin di permalukan, maka jangan membantah perkataannya, tapi tanyakan kembali pendapatnya tentang apa yang ia katakan.Misalnya, " maksud Bapak?", "oh iya pak?, "apa kira-kira oranglain juga berpendapat seperti yang bapak sampaikan tadi", dll
e.Pada dasarnya orang suka di puji, maka jangan pelit terhadap pujian, pujilah dari segi kebaikannya.
Hasilnya:
1.Siswa yang bersalah tak perlu di panggil untuk minta maaf, kita hanya di minta menangani sendiri.
2.Kacamata nggak perlu di ganti.
3.Minta tolong supaya anaknya diperhatikan.
Catatan:
Meski berlaku universal, tapi tentu saja kita harus menyesuaikan keadaan, ini hanya contoh belum tentu bisa untuk kasus per kasus.
Minggu, 10 Oktober 2010
Ketika Guru Harus Pasrah,profesional apa yang diharapkan
Sebelumnya telah pernah saya ceritakan di blog ini tentang riwayat singkat proses sertifikasi yang memakan waktu bertahun, hingga memaksa guru harus demo.Setelah dua tahun belum juga ada kejelasan bahwa mereka para guru akan menerima apa yang menjadi hak merekaa.Sekarang malah timbul masalah baru yang menyebabkan mereka tambah bingung dan menjadikan semangat bekerja menjadi menurun.Bagaimana tidak? uang yang dinanti bertahun ketika mulai nampak samar-samar akan di dapat sudah dihadang dengan kutipan Rp.500.000 per kepala.Sungguh tragis memang.Mungkin kalau uang itu memang di urus supaya cepat keluar, misalnya satu setengah tahun lalu keluarnya tidak begitu menggangu perasaan.Tapi setelah di biarkan terlunta-lunta dan guru harus sampai demo lantas sang para pemimpin itu merasa punya andil, yang ada pada guru hanyalah kepasrahan.Gaya kepemimpinan yang sangat tidak manusiawi, melakukan pemerasan terhadap bawahan."Tolong kumpulkan masing-masing Rp.500.000, kita harus memberikan tanda terimakasih kepada si anu, si anu, si anu dan si anu, tapi kalau ada yang keberatan jangan di paksa".
-si anu yang mana yang berjasa dan harus di beri tanda terimakasih padahal bertahun mereka(guru) ditelantarkan haknya.
-walau ada kata" yang keberatan jangan di paksa", tapi guru mana yang berani tidak memberi, kalau tidak mau urusannya di persulit oleh atasan?
Saya teringat ketika para pemimpin mengeluarkan ide tentang kantin kejujuran di sekolah.???????????????...sungguh banyak dan sudah berulang-ulang hal ini terjadi.Jika pemalakan seperti ini terus berlanjut,maka guru hanya pasrah dan yang merasakan akibatnya tentu siswa.Dan yang rugi adalah pemerintah yang telah mengeluarkan dana yang banyak, tapi yang di tuju tidak tercapai akibat tangan-tangan kotor yang menodainya dan ternyata yang seperti ini tidak terjamah oleh hukum, karena tanpa barang bukti.Ya...mau apalagi.? pendidikan yang bermutu.....masih jauh panggang dari api.
-si anu yang mana yang berjasa dan harus di beri tanda terimakasih padahal bertahun mereka(guru) ditelantarkan haknya.
-walau ada kata" yang keberatan jangan di paksa", tapi guru mana yang berani tidak memberi, kalau tidak mau urusannya di persulit oleh atasan?
Saya teringat ketika para pemimpin mengeluarkan ide tentang kantin kejujuran di sekolah.???????????????...sungguh banyak dan sudah berulang-ulang hal ini terjadi.Jika pemalakan seperti ini terus berlanjut,maka guru hanya pasrah dan yang merasakan akibatnya tentu siswa.Dan yang rugi adalah pemerintah yang telah mengeluarkan dana yang banyak, tapi yang di tuju tidak tercapai akibat tangan-tangan kotor yang menodainya dan ternyata yang seperti ini tidak terjamah oleh hukum, karena tanpa barang bukti.Ya...mau apalagi.? pendidikan yang bermutu.....masih jauh panggang dari api.
Senin, 04 Oktober 2010
Kalau harus menghukum,berilah hukuman yang setimpal
Posting ini sama sekali tidak saya tujukan untuk teman sejawat saya guru BK.Hal itu karena memang bukan tugas kita untuk menghukum siswa.Tulisan ini saya tuliskan berdasarkan pengalaman lalu dan kejadian hari ini.Sekitar jam 10.00 pagi saya di panggil oleh teman sesama PKS, karena saya kebetulan PKS kesiswaan selain tugas utama saya sebagai guru BK.Ketika saya sampai saya melihat ada 5 orang siswa yang sudah berdiri dalam keadaan baju di buka (laki-laki).Masalah ini tidak begitu saya hiraukan karena tak terlalu perlu di permasalahkan.Meskipun bukan dianggap biasa,tapi karena mereka laki-laki yang sudah berulangkali melanggar peraturan ya biar sajalah, nggap apa.
Ternyata mereka kedapatan menghisap rokok di lingkungan sekolah, tepatnya di kantin sekolah.Dari dulu saya memang tidak suka menghukum siswa yang sifatnya tidak mendidik seperti memaksa merokok sekali dua untuk menghukum siswa yang kedapatan merokok.Saya lebih suka mengadakan pendekatan dari hati ke hati dan bukan itu yang mau saya tulis di sini.
Saya bukan tidak pernah memberi hukuman, karena saya juga punya amarah tentunya.Tapi yang sering saya jadikan pedoman, agar saya tidak sampai memberikan hukuman yang melebihi kesalahan yang dilakukan.Makanya saya selalu membawa siswa saya ke kantor BK jika saya menangani siswa bermasalah.Ada hal yang kurang bisa di terima akal sehat, yang kadang dilakukan guru tanpa ia sadari.Dan hari ini saya melihat hal itu terulang ketika kesalahan siswa di tangani di ruang guru.Sebenarnya bagi seorang PKS tidak ada yang salah dengan lokasi penangan ini kalau saja ia bisa tegas terhadap campur tangan yang lain.Anda bisa bayangkan ketika siswa di tangani, sementara setiap guru yang lewat memberi komentar "memang bandal kau" sambil memukul siswa dengan buku,rol,sentil kuping dan sebagainya.Ada pula yang mengeluarkan rokoknya dan menambah lagi jumlah rorok yang harus di isap.Selain tidak mendidik, maka sebenarnya kita telah menghukum siswa melebihi hukuman yang seharusnya ia terima dari kesalahan yang ia lakukan.Menghukum bertujuan menimbulkan efek jera, bukan menyakiti apalagi sampai menimbulkan dendam.Sebagai guru BK, hendaknya harus mampu mencari jalan keluar jika merasakan signal akan terjadi hal seperti ini dengan catatan se guru yang sedang menghukum tidak tersinggung dan siswa yang di hukum terselamtkan dari hukuman ganda.Begitu banyak sisi postif yang ada pada siswa yang jika kita tau dan kita manfaatkan, maka sebenarnya kita akan menemui siswa yang cukup membangggakan.Hanya saya kadang lingkungan tidak mendukung.Berat memang kelihatannya, dan memang cukup berat tugas seorang guru BK, tapi bukankah kita memang di tugaskan untuk itu.Meskipun sertifikasi nggak dapat-dapat, namun ada kepuasan tersendiri jika kita mampu membantu siswa keluar dari masalahnya.
Kalau soal yang lain, apalagi masalah sertifikasi, biarlah Tuhan yang tau, apalagi kan mereka itu memang cuma menilai guru dari kertas yang kalau di jual ke tukang loak paling Rp.200 ( rangkap 4 = 1/2 kg).
Tetaplah semangat wahai teman sejawat, dapatkan balasan yang tak bisa dinilai dengan uang dari sang pencipta manusia dan seluruh alam semesta.Insya Allah.
Ternyata mereka kedapatan menghisap rokok di lingkungan sekolah, tepatnya di kantin sekolah.Dari dulu saya memang tidak suka menghukum siswa yang sifatnya tidak mendidik seperti memaksa merokok sekali dua untuk menghukum siswa yang kedapatan merokok.Saya lebih suka mengadakan pendekatan dari hati ke hati dan bukan itu yang mau saya tulis di sini.
Saya bukan tidak pernah memberi hukuman, karena saya juga punya amarah tentunya.Tapi yang sering saya jadikan pedoman, agar saya tidak sampai memberikan hukuman yang melebihi kesalahan yang dilakukan.Makanya saya selalu membawa siswa saya ke kantor BK jika saya menangani siswa bermasalah.Ada hal yang kurang bisa di terima akal sehat, yang kadang dilakukan guru tanpa ia sadari.Dan hari ini saya melihat hal itu terulang ketika kesalahan siswa di tangani di ruang guru.Sebenarnya bagi seorang PKS tidak ada yang salah dengan lokasi penangan ini kalau saja ia bisa tegas terhadap campur tangan yang lain.Anda bisa bayangkan ketika siswa di tangani, sementara setiap guru yang lewat memberi komentar "memang bandal kau" sambil memukul siswa dengan buku,rol,sentil kuping dan sebagainya.Ada pula yang mengeluarkan rokoknya dan menambah lagi jumlah rorok yang harus di isap.Selain tidak mendidik, maka sebenarnya kita telah menghukum siswa melebihi hukuman yang seharusnya ia terima dari kesalahan yang ia lakukan.Menghukum bertujuan menimbulkan efek jera, bukan menyakiti apalagi sampai menimbulkan dendam.Sebagai guru BK, hendaknya harus mampu mencari jalan keluar jika merasakan signal akan terjadi hal seperti ini dengan catatan se guru yang sedang menghukum tidak tersinggung dan siswa yang di hukum terselamtkan dari hukuman ganda.Begitu banyak sisi postif yang ada pada siswa yang jika kita tau dan kita manfaatkan, maka sebenarnya kita akan menemui siswa yang cukup membangggakan.Hanya saya kadang lingkungan tidak mendukung.Berat memang kelihatannya, dan memang cukup berat tugas seorang guru BK, tapi bukankah kita memang di tugaskan untuk itu.Meskipun sertifikasi nggak dapat-dapat, namun ada kepuasan tersendiri jika kita mampu membantu siswa keluar dari masalahnya.
Kalau soal yang lain, apalagi masalah sertifikasi, biarlah Tuhan yang tau, apalagi kan mereka itu memang cuma menilai guru dari kertas yang kalau di jual ke tukang loak paling Rp.200 ( rangkap 4 = 1/2 kg).
Tetaplah semangat wahai teman sejawat, dapatkan balasan yang tak bisa dinilai dengan uang dari sang pencipta manusia dan seluruh alam semesta.Insya Allah.
Rabu, 29 September 2010
Radio online, dari ceria radio
Buat para sobat pengunjung blog ini, khususnya penggemar musik mungkin sebagian sobat pernah mengalami bahwa ceria radio yang saya pasang nggak bisa kebuka seperti yang saya alami saat mencoba windows vista di Laptop saya ternyata nggak bisa jalan, entah karena vista nya atau karena firefoxnya saya juga kurang ngerti.Tapi karena firefox nya kasi tau bahwa untuk membuka seluruh halaman di perlukan plugin tambahan dan ternyata yang nggak kebuka adalah radionya, maka sesuai petunjuk yang ada ternyata firefox membutuhkan plugin Windows Media Player (wmp).Seperti biasanya, maka jika ada kekurangan di firefox, bisa kita cari di add on, melalui menu : Tools........>Add-ons......>lalu klik Tab Get Add-ons, dan pada baris bagian bawah ada link See All Recomended Add-ons.Setelah terbuka, cari Plugin lalu klik.Selanjutnya cari Windows Media Player dan klik pada pilihan sesuai jenis jenis windows yang sobat pakai.Setelah terbuka, sobat akan temukan button DOWNLOAD, silakan klik untuk mendownload.File kecil kok dan cuma sebentar waktu downloadnya.Setelah selesai download, tutup browser firefox, lalu instal wmp nya.Sesudah installasi selesai buka kembali browser firefox, dan setiap blog yang ada menampilkan radio online akan bisa di buka.Artinya sobat bisa dengar music dari radio sambil baca-baca konten blog.
Nah, bagi sobat yang nggak hoby,radionya bisa di matikan.Klik aja tanda stop yang ada pada tampilan radio.Dan mohon maaf jika di antara sobat ada yang merasa tidak nyaman.
Nah, bagi sobat yang nggak hoby,radionya bisa di matikan.Klik aja tanda stop yang ada pada tampilan radio.Dan mohon maaf jika di antara sobat ada yang merasa tidak nyaman.
Senin, 13 September 2010
Tugas Guru Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling membantu
kepala sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1).Penyusunan program dan pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
2).Koordinasi dengan wali kelas dalam
rangka mengatasi masalah – masalah yang dihadapi oleh siswa tentang
kesulitan belajar.
3).Memberikan layanan dan bimbingan
kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar
4).Memberikan saran dan pertimbangan
kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan
lapangan pekerjaan yang sesuai.
5).Mengadakan penilaian pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
6).Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan
dan konseling
7).Melaksanakan kegiatan analisis hasil
evaluasi belajar.
8).Menyusun dan melaksanakan program
tindak lanjut bimbingan dan konseling.
9).Menyusun laporan pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
Tugas Kepala Tata Usaha Sekolah
Kepala Tata Usaha sekolah mempunyai
tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala
sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1).Penyusunan program kerja tata usaha
sekolah.
2).Pengelolaan keuangan sekolah.
3).Pengurusan administrasi ketenagaan
dan siswa.
4).Pembinaan dan pengembangan karir
pegawai serta tata usaha sekolah.
5).Penyusunan administrasi perlengkapan
sekolah.
6).Penyusunan dan penyajian data /
statistik sekolah.
7).Mengkoordinasikan dan melaksanakan
7K.
8).Penyusunan laporan pelaksanaan
kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala.
Tugas Wali Kelas
Wali kelas membantu kepala sekolah
dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1).Pengelolaan kelas
2).Penyelenggaraan administrasi kelas
meliputi :
a.Denah tempat
duduk siswa
b.Papan
absensi siswa
c.Daftar
pelajaran kelas
d.Daftar piket
kelas
e.Buku absensi
siswa
f. Buku kegiatan
pembelajaran / buku kelas
g.Tata tertib
siswa
3).Penyusunan pembuatan statistik
bulanan siswa
4).Pengisian daftar kumpulan nilai
siswa (Legger)
5).Pembuatan catatan khusus tentang
siswa
6).Pencatatan mutasi siswa.
7).Pengisian buku laporan penilaian
hasil belajar
8).Pembagian buku laporan penilaian
hasil belajar
Tugas Guru
Guru bertanggungjawab kepada kepala
sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar
secara efektif dan efisien ;
Tugas dan tanggungjawab guru
meliputi :
1). Membuat perangkat program
pengajaran.
a.AMP
b.Pogram Tahunan
c.Program
satuan pelajaran
d.Program
rencana pengajaran
e.Program
mingguan guru
f.LKS
2). Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3). Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar,
ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir.
4). Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.
5). Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan.
6). Mengisi daftar nilai siswa.
7). Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan
pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar
mengajar
8). Membuat alat pelajaran/alat peraga.
9). Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni.
10).Mengikuti kegiatan pengembangan dan
pemasyarakatan kurikulum.
11).Melaksanakan tugas tertentu di
sekolah.
12).Mengadakan pengembangan program
pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
13).Membuat catatan tentang kemajuan
hasil belajar siswa.
14).Mengisi dan meneliti daftar hadir
siswa sebelum memulai pengajaran.
15).Mengatur kebersihan ruang kelas dan
ruang praktikum.
16).Mengumpulkan dan menghitung angka
kredit untuk kenaikan pangkatnya.
Tugas Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah membantu kepala
sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1).Menyusun perencanaan, membuat
program kegiatan dan pelaksanaan program
2).Pengorganisasian
3).Pengarahan
4).Ketenagaan
5).Pengkoordinasian
6).Pengawasan
7).Penilaian
8).Identifikasi dan pengumpulan data
9).Penyusunan laporan
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan – urusan sebagai berikut :
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan – urusan sebagai berikut :
a.
KURIKULUM
1). Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
2). Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
3). Mengatur penyusunan program pengajaran (program
semesteran, program satuan pelajaran dan persiapan
mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum).
4). Mengatur pelaksanaan kurikuler dan ekstra kurikuler .
5). Mengatur pelaksanaan program penilaian criteria
kenaikan kelas, criteria kelulusan, dan laporan kemajuan
belajar siswa, serta pembagian rapor dan STTB.
6). Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran.
7). Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar.
8). Mengatur pengembangan MGMP dan coordinator mata
pelajaran.
9). Mengatur mutasi siswa
10).Melakukan supervise administrasi dan
akademis
11).Menyusun laporan
Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
TUGAS POKOK
Kepala
Sekolah mempunyai tugas pokok mengelola penyelenggaraan kegiatan
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas pokok
kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan seluruh sumber
daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah secara
efektif dan efisien.
FUNGSI
1. Pendidik
(Educator)
Sebagai pendidik, kepala sekolah melaksanakan kegiatan
perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi pembelajaran. Kegiatan perencanaan
menuntut kapabilitas dalam menyusun perangkat-perangkat pembelajaran; kegiatan
pengelolaan mengharuskan kemampuan memilih dan menerapkan strategi pembelajaran
yang efektif dan efisien; dan kegiatan mengevaluasi mencerminkan kapabilitas
dalam memilih metode evaluasi yang tepat dan dalam memberikan tindak lanjut
yang diperlukan terutama bagi perbaikan pembelajaran . Sebagai pendidik, kepala
sekolah juga berfungsi membimbing siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya.
2. Pemimpin
(leader)
Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi menggerakkan
semua potensi sekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga kependidikan bagi
pencapaian tujuan sekolah. Dalam upaya menggerakkan potensi tersebut, kepala
sekolah dituntut menerapkan prinsip-prinsip dan metode-metode kepemimpinan yang
sesuai dengan mengedepankan keteladanan, pemotivasian, dan pemberdayaan staf.
3. Pengelola (manajer).
Sebagai pengelola, kepala sekolah secara operasional
melaksanakan pengelolaan kurikulum, peserta didik, ketenagaan, keuangan, sarana
dan prasarana, hubungan sekolah-masyarakat, dan ketatausahaan sekolah. Semua
kegiatan-kegiatan operasional tersebut dilakukan melalui oleh seperangkat
prosedur kerja berikut: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan. Berdasarkan tantangan yang dihadapi sekolah, maka sebagai pemimpin,
kepala sekolah melaksanakan pendekatan-pendekatan baru dalam rangka
meningkatkan kapasitas sekolah.
4. Administrator.
Dalam pengertian yang luas, kepala sekolah merupakan
pengambil kebijakan tertinggi di sekolahnya. Sebagai pengambil kebijakan,
kepala sekolah melakukan analisis lingkungan (politik, ekonomi, dan
sosial-budaya) secara cermat dan menyusun strategi dalam melakukan perubahan
dan perbaikan sekolahnya. Dalam pengertian yang sempit, kepala sekolah
merupakan penanggung-jawab kegiatan administrasi ketatausahaan sekolah dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
5. Wirausahawan.
Sebagai wirausahawan, kepala sekolah berfungsi sebagai
inspirator bagi munculnya ide-ide kreatif dan inovatif dalam mengelola sekolah.
Ide-ide kreatif diperlukan terutama karena sekolah memiliki keterbatasan sumber
daya keuangan dan pada saat yang sama memiliki kelebihan dari sisi potensi baik
internal maupun lingkungan, terutama yang bersumber dari masyarakat maupun dari
pemerintah setempat.
6. Pencipta Iklim Kerja.
Sebagai pencipta iklim kerja, kepala sekolah berfungsi
sebagai katalisator bagi meningkatnya semangat kerja guru. Kepala sekolah perlu
mendorong guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam bekerja di bawah atmosfir
kerja yang sehat. Atmosfir kerja yang sehat memberikan dorongan bagi semua staf
untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan sekolah.
7. Penyelia (Supervisor).
Berkaitan dengan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin
pengajaran, kepala sekolah berfungsi melakukan pembinaan professional kepada
guru dan tenaga kependidikan. Untuk itu kepala sekolah melakukan
kegiatan-kegiatan pemantauan atau observasi kelas, melakukan
pertemuan-pertemuan guna memberikan pengarahan teknis kepada guru dan staf
memberikan solusi bagi permasalahan pembelajaran yang dialami guru.
Langganan:
Postingan (Atom)