Senin, 12 Maret 2012

Bibliokonseling, salahsatu jenis layanan tak langsung

Membantu siswa memcahkan permasalahannya tidak harus dengan layanan langsung face to face.Adakalanya kita bisa mengupayakan nya  dengan jalan memanfaatkan siswa itu sendiri.Misalnya kita menemukan bahwa tingkat hubungan sosial siswa kelas tertentu kurang baik, maka kita bisa mencarikan jalan untuk membantu mengakrabkan atau meningkatkan hubungan sosial tersebut dengan jalan bibliokonseling.
Caranya :
-Akan lebih baik jika topik yang kita ambil berdasarkan data yang kita peroleh, misalnya dalam hubungan sosial,  tentu saja dengan "sosiometri".Dari Sosiogram yang ada maka kita lakukan tindaklanjut.
-Kita berikan tugas untuk membahas topik " Temanku sangat berarti bagiku" (hanya contoh)
-Kita bentuk kelompok dinamis, dimana antara siswa favorit dan non favorit di gabung.
-Kita beri mereka tugas, mengumpulkan informasi mengenai topik yang kita berikan.
-Dalam hal untuk pelaporan, kita beri mereka pilihan apakan dalam bentuk tulisan atau klipping dll.
-Setiap kelompok kita beri kesempatan untuk presentase.

Dari hasil kerja seperti ini kita berharap:
-akan terbuka pikiran siswa dan bertambah wawasan mereka akan pentingnya "berteman".
-hubungan diantara siswa semakin dekat
-terjadinya perkelahian akan bisa di minimalisir

Hasil kerja mereka dapat kita jadikan sebagai lampiran untuk laporan kerja kita, termasuk jika ada pemeriksaan oleh pengawas.

Sabtu, 10 Maret 2012

Mohon sharing pengalaman

Membantu siswa mencari alternatif penyelesaian masalah, memang sudah merupakan tugas BK sehari-hari.Kenyataannya mereka mudah di ajak bicara dan mudah menemukan jalan penyelesaian masalah.Khusus dalam hal berkelahi, mereka tidak sulit untuk di ajak damai dan itu mereka lakukan dengan suka -rela dengan sentuhan lembut yang kita berikan, sehingga mendapatkan jalan keluar yang adil dan sama-sama senang.Anak-anak biasanya gampang melupakan masalahnya dan bahkan mereka kembali akrab dalam waktu yang tak begitu lama.
Kendala yang lebih sulit jika ternyata orangtua ikut campur.Beberapa kali terjadi kasus belakangan ini yang saya tangani, malah makin rumit jika mengikut sertakan orangtua.Karena ternyata ada juga yang memanfaatkan kasus tersebut jadi ajang cari "uang jajan".Minta uang pengobatan yang tak masuk akal, seperti biaya Sanning, biaya obat, biaya transport berobat, biaya kusuk , paulak tondi (semacam benda atau uang yg di berikan agar anak kembali ruh ke badannya), upah-upah dll, yg menurut saya sangat keterlaluan.
Lantas mengancam dengan jabatan yg ia miliki, entah dosenlah, dokter, polisi, preman, wartawan, anggota dewan dll.
Terus terang saya agak bingung kalau jumpa orangtua seperti ini.
Buat kawan -kawan Guru BK, mohon berkenan untuk sharing pengalamannya.