Senin, 17 November 2014

Menunggu

Khabar terdengar bahwa K13 dan UN akan di evaluasi.Hendaknya akan lebih baik, lebih bermanfaat dan memudahkan tugas guru.Memudahkan dalam arti tidak banyak (istilah kampung) cingkunek.Dan tidak pula banyak lika-liku padahal sebenarnya tak perlu di buat rumit.
Masalah susunan bangku/meja sampai saat ini masih menjadi perdebatan antara guru yg getol dengan K 13 menyusun bangku/meja seperti di kafe, dengan guru yang lebih suka dengan susunan lama (semua siswa menghadap ke papan tulis/guru).
Begitupula UN yang begitu lama sudah memaksa sebagian siswa bebuat culas dalam mencari jawaban yg gentayangan dari sejak dini hari hingga menjelang jam UN karena UN di jadikan syarat kelulusan.
Hendaknya UN tidak lagi sebagai syarat utama kelulusan melainkan sebagai bahan untuk mengembangkan /membina sekolah-sekolah yang masih bermutu rendah dalam hal nilai siswanya.
Semoga. 

Rabu, 26 Maret 2014

BK tempat pelarian, duhai betapa malang

Akibat kurikulum nan berganti-ganti menyebabkan sebagian bidang study tak di ajarkan di sekolah.Lihat saja misalnya dari keterampilan,; keterampilan teknik, keterampilan boga dan lain lain.Akibatnya mereka harus lari dari bidangstudy lalu nyasar ke bidangstudy lain.Tentu saja akan berakibat negatif bagi bidang study yang di datangi.
BK pasti kan semakin rapuh tak tak berwibawa karena di jadikan pelarian dari mereka yang tak punya lahan pelajaran di sekolah.
Ada yang dari keterampilan (macam-macam) keterampilan, ada yang dari mantan Kepsek (tak laku lagi) bahkan yang paling mengejutkan ada yang dari Bahasa Inggris, ikut dan berbaur menjadi BK.
Bayangkan bagaimana jadinya BK, secara instan, hanya di PLPG sekitar 10 hari sudah bisa menjadi guru BK, padahal aslinya jurusan BK itu 3-5 tahun untuk mendapatkannya melalui bangku perkuliahan.
Mau di kemanakan pendidikan ini jika sebegitu gampang orang berpindah-pindah menangani yang bukan bidangnya,?, tentu tinggal menunggu kehancuran.
Duhai betapa malang.