Jumat, 20 April 2012

Lawakan yang mempengaruhi kekerasan anak

Oh .....betapa melelahkan menjadi seorang guru.Utamanya sebagai guru BK.Betapa tidak, kita harus lebih kerja keras lagi untuk membina mental siswa karena begitu banyak rintangan yang melanda.
Dalam posting kali ini saya ingin menyatakan betapa lawakan di Stasiun TV juga sudah tidak lagi membawa misi sebagaimana layaknya lawak yang memberi kesegaran jiwa.Sebagiannya sudah bagai onggokan sampah yang tak berguna, bahkan menjadi sumber rusaknya moral hanya demi uang.Lihatlah lawakan sekarang ini:
1.mengejek kekurangan orang lain; bibir monyong, gigi manyun, hidung pesek, badan cebol, kepala botak
2.mempermainkan kepala dengan di siram tepung, mempermainkan mulut dgn memasukkan entah apa saja, mendorong-dorongkan kepala sambil di iringi lagu.Saat ini sudah di tiru siswa mempermainkan kepala teman sambil menyanyikan "iwak peyek"
3.Tidak segan segan mengikutsertakan nama orangtua seseorang dengan nada merendahkan.
4.Menghina agama dengan kata" dia ini nggak cocok jadi cover boy, cocoknya jadi cover "YAASIN", na'uzu billahi min zalik.
5. lawakan mentertawakan laki-laki pakai celana pendek, padahal yang mentertawai perempuan pakai celana pendek, seolah aneh, malah menganggap salah, padahal yang paling salah ya perempuan pakai celana pendek.
Betapa seringnya kita sebagai sorang guru mengajarkan sopan-santun kepada siswa, tapi ada saja mengajari lain melalui lawakan, seolah-olah yang mereka pertontonkan bagai hal yang lumrah saja.
Ahhhhhhhhhhhh, cape deh...