Selasa, 27 Juli 2010

Kepala Sekolah Sebagai Manager

Kita tentu tau dan faham MBS.Managemen berBasis Sekolah.Artinya bahwa sekolah yang tau keadaan dirinya, apa yang dimiliki, apa yang kurang, apa yang sudah di buat, apa yang belum di capai, apa yang mungkin di capai dan bagaimana cara pencapaiannnya.Yang paling berperan tentunya adalah Kepala Sekolah sebagai orang yang dihunjuk oleh pemerintah dan di beri kepercayaan mengelola sebuah sekolah.Maju tidaknya sekolah sangat bergantung kepada kemampuan manegerialnya yaitu Kepala Sekolah.Oleh karena itu Kepala Sekolah harus memiliki Visi dan Misi Sekolah yang di kelolanya konsisten menjalankan Visi dan Misi itu.Hal yang penting untuk di kelola antara lain;
1.Sarana Sekolah.Meskipun ini sangat tergantung pada dana, tapi kita bisa melihat Kepala Sekolah mana yang paling baik atau hanya yang biasa-biasa saja dalam pengelolaannya.
2.Guru dan Pegawai.Keduanya ini sangat mengambil peran penting bagi terlaksananya Proses Belajar Mengajar dan Kurikulum.Kalau guru sering terlambat dan pegawai jarang masuk, tentu perlu di pertanyakan Kemampuan dan Kepedulian Kepala Sekolahnya.
3.Siswa.Mau melihat keberadaan sekolah cari saja informasi tentang siswanya;
   -punya prestasi di tingkat apa saja.
   -tingkat kehadiran
   -tingkat kepatuhan terhadap peraturan sekolah
   -penampilan( pakaian,rambut, sepatu,gaya, sopan santun)
   -tingkat kenyamanan di sekolah
4.Hubungan Sekolah dengan masyarakat.Sekolah juga bisa di katakan baik jika mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat, minimal masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
Mungkin tak ada salahnya jika untuk ke depan Kepala Sekolah di angkat melalui penyaringan misalnya testing disertai pemaparan Visi dan Misi, serta dilakukan dengan jujur.

RSBI, akankah menjadi cikal bakal dualisme pendidikan?

Fenomena baru yang semakin berkembang, bahwa semakin banyak daerah yang ingin punya RSBI (Rintisan Sekolah Berstandard Internasional).Kita tentu merasa bangga jika hal itu menjadi pendongkrak mutu pendidikan yang semakin terpuruk akhir-akhir ini.Bukan tanpa alasan jika saya mengatakan semakin terpuruk karena;
1.Banyaknya kasus soal UN yang bocor , saya rasa bukan isapan jempol.Hanya saja tentu tak ada yang bisa di jadikan barang bukti, meski tak bisa di pungkiri sebagai seorang guru banyak yang mendiamkan.
2.Fasilitas pendidikan bukannya terbenahi seperti yang di amanatkan MA untuk syarat pelaksanaan UN.Malah di Kota besar masih ada sekolah negeri yang tidak punya ruang lab.bio dan fisika (cuma ruangan dengan barang rongsokan), Lab Bahasa, Alat Peraga Matematika dan komputer untuk di pakai belajar oleh siswa.
3.UN sudah di mulai akhir april, sementara Ijazah baru bisa di terima Agustus.Kita sepertinya masih gamang dengan teknologi dan masih punya pola pikir masa lalu.
4.Fenomena banyaknya siswa swasta yang masuk negeri, saya yakin sebagian bukan karena mereka lebih baik dari sekolah negeri.Ini saya yakini karena ada swasta yang lulus 100% dengan nilai tinggi sampai 75% bisa masuk negeri, padahal siswanya saja ada yang mesti di jemput untuk ikut UN.
5.Belum ada prestasi yang di tunjukkan oleh guru yang sudah profesional (punya sertifikat profesi) melebihi guru yang belum di sertifikasi, baik cara mengajarnya, kehadirannya maupun penerapan methode dan teknologi mengajarnya.
Sekarang mari kita lihat RSBI.Kita tentu sudah melihat berita di TV bahwa di Jakarta ada SD yang sudah berstatus  RSBI bermasalah dengan orangtua mengenai pengelolaan uang yang di pungut oleh sekolah.Wajar saja orangtua ikut campur (melalui wakilnya yaitu komite sekolah) karena uang sekolah yang di pungut RSBI biasanya termasuk tinggi dan rasanya bisa di katakan sangat tinggi.Ada RSBI (SMA) yang mengutip uang sekolah sampai Rp.1.000.000 /bulan.Tentu yang bisa masuk ke sini hanyalah orang mampu/kaya.Artinya bahwa orang pintar sekalipun tapi karena hidup sederhana tak punya hak mengenyam pendidikan di sini.Kalau teringat waktu duduk di bangku SPG dulu, katanya bahwa berdirinya Taman Siswa, Muhammadiyah dll adalah guna memupus dualisme pendidikan yg di sponsori oleh Belanda, dimana waktu itu sekolah seseorang sangat di tentukan oleh kasta.Ada khusus sekolah untuk kalangan ningrat, dan rendahan/rakyat jelata.Jika RSBI didirikan untuk kalangan berduit, lantas bagaimana nasib orang di bawahnya.Mengapa bukan pembenahan yang sudah ada yang di giatkan.Lengkapi fasilitas pendidikan, bina terus profesionalisme dan kepatuhan guru dalam mengajar, jangan mensyaratkan Sertifikat, Piagam, atau apa pun namanya dalam kriteria Penilaian profesi guru.Guru tugasnya melaksanakan KBM, maka nilai lah KBM nya bukan melalaknya untuk cari sertifikat.Bukan dengan cara membuat kelas khusus, dimana pendanaan yang paling dominan.
Apa iya, yang punya predikat RSBI itu, gurunya udah pada bisa bahasa Inggris?.Udah pintar gunakan teknologi?.Apa iya persyaratan yang masuk ke situ pakai cara penyaringan yang jujur.
Tulisan ini saya buat untuk mengingatkan kita semua, bahwa negara beserta fasilitasnya ini bukan milik pribadi maupun golongan.Jangan malah mundur kembali ke zaman penjajahan Belanda.Adilah kepada sesama, merasa senasib dan sepenangungan, tegakah kita, mereka masih banyak yang tidak mampu sekolah sementara ada yang punya fasilitas melimpah.Memang sih katanya ada dana BOS, tidak boleh ada yang tak sekolah.Tapi kan malah yang ada nggak di kasi ujian kalau nggak bayar uang buku, tak di kasi masuk belajar kalau tak beli LKS.RSBI hendaknya inisiatif dan sepenuhnya di tanggung pemerintah agar anak kurang mampu juga bisa bersaing untuk menikmati layanan itu.Semoga.

Rabu, 21 Juli 2010

Harapanku Buat Website Pendidikan.

Sebagai seorang guru ingin rasanya mendapatkan banyak informasi untuk mendukung pekerjaan se hari-hari di sekolah.Di Zaman yg yg sudah sebegitu canggih seperti ini tentu tidak ada lagi batasan ruang dan waktu untuk mendapatkan informasi kalau kita mau.Hanya dengan bermodalkan komputer dan  modem dengan biaya internet Rp.50.000 perbulan kita sudah bisa melanglangbuana di dunia maya mencari informasi.Salah sekali jika ada yg beranggapan bahwa biaya untuk itu mahal.Kita bisa pakai Komputer PIII secend seharga Rp.1.500.000 sudah dengan Monitornya.Modem misalnya Venus seharga Rp.500.000, kalau lagi promosi cuma Rp.300.000.Pakai Unlimited Flexi utk Internet Rp.50.000/ bulan.Kendalanya cuma kalau sinyal belum nyampe ke lokasi kita.
Kembali ke topik, bahwa menurut pengamatan saya sudah banyak guru yg melek informasi, selain pakai internet pribadi ada juga yang pakai jasa warnet.Sekarang yang malah mengecewakan adalah website dinas pendidikannya.Perjalanan saya mencari informasi di sekitar Sumatera Utara, web nya dinas pendidikan Tebingtinggi dan Tanjungbalai termasuk yg saya sukai karena selalu di Update.Tapi masih sangat mengecewakan bahwa ternyata hingga saat ini masih ada dinas pendidikan yg belum punya website atau ada juga yang sudah punya tetapi:
-nggak pernah di update, sejak dari mulai di buat thn 2007 yg ada cuma ucapan selamat dari Menteri Pendidikan, lainnya cuma ada scroll menu tapi nggak ada isinya.
-sebagai guru kita tentu butuh Kalender Pendidkan agar kita bisa susun Program Tahunan dll.Tapi jangankan di website nya, diminta langsung ke kantornya juga belum ada.Padahal seringkali guru di salahkan kalau nggak buat Program.Lantas apa dasar buat Program kalau nggak ada kalender pendidikan.Seloro saja sampai saya pernah bilang sama kawan, libur aja yok, kan kita belum sekolah, wong kalender pendidikan belum ada.
-perjalan mengikuti fortofolio juga menyebabkan saya sangat berharap banyak terhadap web dinas pendidikan.Kami sebanyak lebih kurang 3000 orang sudah di tetapkan harus mengukti PLPG pada pengumuman sertifikasi guru Oktober 2008.Tapi begitu sulitnya mencari info mengenai itu.Barulah 11 bulan kemudian (Sept.2009) kami di panggil PLPG.Pada bulan itu juga kami sudah mendapatkan sertifikat lulus lalu kami di suruh melengkapi berkas dengan menyertakan biaya sekian-sekian.Bulan April 2010 kami juga di suruh lengkapi berkas lagi dan kami lengkapi sesuai yg diminta(edaran dari diknas).Setelah ada ribut-ribut kami di suruh lagi melengkapi berkas katanya berkas kurang.Bingung rasanya karena pada edaran yg lalu itu tak di minta.Lagi pula sudah di masukkan berapa bulan mengapa baru sekarang di kasi tau bahwa berkas kurang.Lengkapi berkas lagi, dan pakai pelicin lagi.Andai saja website dinas pendidikan punya info mengenai itu, tentu hal itu tak terjadi
-ada juga website dinas pendidikan yang minta pasword hanya utk login/masuk ke halaman depan(home).Pelit amat sih, padahal andai saja mereka terbuka kan kita bisa sumbangsaran.Saya menemukan ada website dinas pendidikan yg di susupi malware, yg jika kita buka malah membahayakan komputer kita.Saya yakin mereka tidak sengaja tetapi tidak tau mengenai tingkat pengamanan web.
-Lain lagi web dinas pendidikan yg tak punya fasilitas;
      *kontak, agar bisa di hubungi (tidak begitu mendasar) di perlukan.
      *email, yang bisa menerima email dari pengunjungnya.
      *comment, agar pembaca bisa kasi komentar atas apa yg mereka tulis.
      *saran,pengaduan, agar mereka tau apa yg di butuhkan oleh para guru.
Bukankah kita harus siap dengan kemajuan teknologi informasi atau kita mau terus menerus ketinggalan, atau mungkin mereka anggap guru masih gaptek semua?.

Rabu, 14 Juli 2010

Lipstik tanpa wujud

Jika para wanita akan pakai Lipstik, tentulah ia akan memilih Lipstik yg paling sesuai untuk bibirnya.Hasilnya akan terlihat cantik dan menawan setiap yg melihatnya.Lipstik bisa berfungsi untuk menambah yg cantik menjadi lebih cantik dan ada pula utk, menutup bibir yg kurang bagus.Tapi bagaimana jika kita bicara Lipstik tanpa wujud.Hikayat di suatu negeri, sebuah keburukan di tutup dengan kegiatan yg begitu menkjubkan.Betapa pandai dan lihainya mereka memoles sebuah acara seolah olah perancang acaranya memang orang yg sudah sangat baik, wibawa dan tanpa cacat.Anak asuh mereka mereka latih agar pintar.Pintar dalam penyesuaian diri, dilatih keberaniannya, di tempa kejujurannya, di bina kesetiakawannya, pokoknya anak asuh mereka sampai capek sedemikian rupa serta menahan rasa malu, sakit dan juga bingung.Padahal jika di lihat kesehariannya dalam melaksanakan tugas, para pelatih mereka ini sebenarnya adalah orang yg suka mangkir dari tugas, terlambat, kerja tanpa persiapan, pungli, dan mereka pun tak bisa menjadi contoh dari apa yg mereka ajarkan pada anak asuhnya.Berlagak pintar, berlagak jujur, berlagak amanah, dan semuanya hanya merupakan kamuplase dengan Lipstik dan Lipstiknya tanpa wujud.