Jumat, 05 Maret 2010

Sudah sebegitu marahkah kita

Kita sudah lama ribut.Kita sering tak bisa menahan diri.Kejadian sekecil apapun kadang bisa menyulut kemarahan kita bahkan berbuntut panjang menjadi permusuhan dan menelan korban.Lihatlah apa yang di kerjakan para pendemo.Awalnya demo dilakukan karena alasan untuk kepentingan rakyat.Demo lalu digelar.Namun dalam perjalanannya seringkali menimbulkan masalah baru.Yang tadinya ingin agar masalah mendapat perhatian dan penyelesaian, yang ada malah timbul masalah baru.Fasilitas umum dan fasilitas negara di rusak dan di bakar.Foto Presiden dan orang yg dianggap (masih diduga) salah dibakar dan di injak-injak.Dimana akhlak kita, sudah begitu parahkan marah kita sehingga kita tak lagi memikirkan etika.Jika mereka yg berbuat itu beragama Islam, maka bukankah kita telah ingkar sunnah?, di hadits yg mana Rasulullah pernah menganjurkan perbuatan seperti itu?.Ingatlah saudaraku, kebenaran bukan datang dari kita.Kebenaran tidak boleh dicampur dengan emosi.Sebagai profesional, ada cara terhormat yg bisa kita tempuh tanpa mengorbankan kepentingan orang lain.Lihatlah betapa masyarakat sudah mulai jemu, karena mereka menilai cara demo sudah tak lagi terarah ke tujuan.Mungkin suatu saat, masyarakat yang malah akan menjadi lawan kita.Pemuka masyarakat hendaknya ikut berperan membina agar kondisi ini tak semakin buruk.Negara punya hukum, jika sebagai profesional tak patuh hukum, lantas akan bagaimana negara kita ini.Mari tahan amarah kita, kemarahan takkan menyelesaikan masalah.Tentu saja kalau kita merasa pengikut Rasulullah.Jangan beralasan bahwa DPR pun tidak bisa dijadikan teladan, sebab taudadan kita adalah Rasulullah saw. 

Tidak ada komentar: