Minggu yang melelahkan rasanya cukup penat.Mungkin kita selama ini hanya lihat siswa dari luarnya saja hingga kita hanya bisa begitu cepat memvonis bahwa si ....... bandel, parah atau julukan lainnya.Padahal jika kita telusuri lebih mendalam dengan empati yang ada pada kita, maka kita akan terkejut dan seterusnya malah iba pada mereka karena ternyata mereka juga banyak korban ketidak pedulian orangtua.
Suatu hari saya terkejut, ketika di ruang guru seorang siswa dengan lantang berkata kepada ibunya " pokoknya kalau tak di kasi kereta mulai besok aku tak mau sekolah".Sebagai orang yg tak terbiasa dengan bahasa kasar, maka bicara seperti ini rasanya sangat menusuk perasaan.Dengan menanamkan kepercayaan terlebih dahulu akhirnya siswa ini mau saya ajak ke ruang BK dan mau bercerita tentang kehidupannya sehari-hari.Poin penting yang saya dapatkan:
1.Siswa tak di berikan dasar agama yang memadai, sehingga ia tak terbiasa bersopan-santun.Anak tidak pernah sholat sama seperti orangtuanya.Lalu akhlak yg bagaimana yg bisa kita harapkan dari siswa ini.
2.Orangtua jarang dirumah, apalagi memberikan kesempatan untuk lebih akrab sesama keluarga.Ibu pergi pagi jam 05.00 untuk berjualan di pasar, sedang ayah setelah pulang kerja sebagai pegawai swasta, hanya sempat makan dirumah lantas pergi lagi untuk menjalankan usaha MLM nya.
3.Orangtua sering bertengkar dan dengan bahasa yang kasar, di saksikan oleh anak-anaknya.
Mungkin tujuan orang tua mencari nafkah sebanyak-banyaknya untuk memenuhi dan bahkan memberikan kesenangan yang lebih pada anaknya dan itu adalah normal dan manusiawi, tapi tentu saja orangtua juga harus menyempatkan untuk bisa dekat dengan anaknya karena mungkin anak butuh orangtuanya untuk membantu membicarakan masalahnya sehari-hari di luar kebutuhan akan uang.
Sebagai guru BK, hal ini merupakan tantangan bagaimana agar masalah ini bisa di selesaikan dengan tidak menyinggung bagi kedua belah pihak yaitu orangtua dan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar