Hampir 30 tahun sudah, kenangan ini tenggelam dalam balutan kisah masa lalu.Kisah cinta pertama yang di alami oleh Fariq sewaktu ia akan menamatkan pelajarannya di bangku Madratsah Tsanawiyah di satu Kecamatan.Bermula ketika ia duduk santai mendengar alunan musik malaysia yang menggema dan masih begitu tenar saat itu karena memang pada waktu itu siaran radio Nasional masin langka.Seorang teman datang menghampirinya lansung menyerahkan sepucuk surat tanpa nama pengirim dan alamat yang di tuju.Tanpa ada perasaan apapun, ia lantas membuka surat dan membaca isinya.Ia bingung dan memandang kepada teman yg memberikan surat itu dan berkata; "Sin, kau jangan main-mainkan aku lah".Dan dijawab oleh Jasin, nggak , ngapain aku main-mainkan kau, tadi aku dititipi surat itu, ya ku ambil dan tadi itu ku kasikan sama kau, udah, selebihnya mana kutau, memang surat apa rupanya?, Jasin balik tanya.
Seminggu sudah Fariq hanya menyimpan surat itu tanpa membalasnya.Ia tak yakin bahwa seorang wanita menyatakan cintanya melalui surat.Ia tak pernah kenal wanita itu.Ia sendiri adalah remaja pemalu, sangkin pemalunya, sisiran rambut saja ia tak pernah, kecuali menggunakan jari tangannya takut kalau-kalau ada orang yang mengejek di bilang sok ganteng.
Hingga satu hari, Jasin bilang, Riq ! dia minta balasannya.Fariq dengan tulus agar tidak mengecewakan oraglain lantas membalas surat itu dan memberanikan diri untuk membalas cinta orang yang belum di kenalnya.Begitulah selanjutnya setelah pertemuan pertama mereka selalu bertemu di tempat yang biasa mereka sepakati untuk saling berbagi cerita dan sesekali menyatakan cinta tanpa ada aksi nafsu birahi.Mereka memang saling menghargai untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama.Maklum pada saat itu Fariq adalah siswa Tsanawiyah, selain itu pula ia adalah sebagai Muballigh kecil yang sering di bawa oleh Kepala sekolahnya untuk berda'wah kedaerah tertentu, ikut menjadi saksi dalam pernikahan, dan sudah di berikan kepercayaan untuk bekerja sebagai pegawai honor pada kantor KUA kecamatan, yang kebetulan kepala KUA nya adalah kepala MTs dimana Fariq sekolah.Sedangkan Mia adalah anak seorang sintua di Perkebunan.Dua tahun sudah hubungan cinta Fariq dan Mia berjalan, meski dengan sembunyi-sembunyi tapi masih dapat berjalan dengan lancar.Maklum lah cinta zaman itu bukan cinta nafsu, dan berbagi cerita sambil duduk-duduk di bawah pohon rindang sudah merupakan kebahagiaan tersendiri.
Hingga suatu malam, ketika ada Pertunjukan Band (sekarang Keyboard-an) pada acara pesta di desa Mia.Fariq bersama kawan-kawan ikut menyaksikan Band.Fariq terpisah dari kawan-kawannya karena ia bersama pacarnya Mia, memilih untuk berada di tempat lain.Karena mereka sudah kelas tiga dan sebentar lagi akan berpisah untuk melanjutkan study masing-masing, mereka merasa perlu untuk mengikat janji dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka nanti.Ada kira-kira satu jam sudah mereka bercerita, namun mereka seketika diliputi rasa bingung karena Min, kakak Mia menjumpai Mia dan mengatakan bahwa Ayah Mia sedang mencari Mia dan Fariq sambil bawa kayu.Min meminta mereka menyudahi kencan dan menyuruh Mia pulang, takut nanti Ayahnya kalap.Mendengar itu Fariq setuju dan menyarankan agar Mia pulang ke rumah pada saat itu juga.Mia pun pergi dengan Min, sedangkan Fariq kembali bergabung dengan teman-temannya.Tapi rupanya masalah tak selesai.Setengah jam kemudian Fariq ditarik paksa oleh temannya ketempat gelap dan menyuruh Fariq diam.Rupanya temannya mau menyelamatkan Fariq yang saat itu sedang dicari-cari oleh keluarga Mia, karena Mia ternyata belum pulang kerumah.Sambil berdo'a dalam hati agar keluarga Mia tak menemukannya, Fariq meringsek melalui semak-semak dan bergegas pergi dari lokasi itu mencari tempat aman sambil berupaya menemukan Mia.Ia sesekali menyanyikan lagu Rhoma Irama yg berjudul "menunggu".Kebetulan saat itu lagu ini baru saja diputar melalui Film nya di Bioskop.Pucuk di cinta ulampun tiba, Mia keluar dari semak-semak dan lantas mengajak Fariq pergi meninggalkan kampung.Sebagai orang yg bertanggungjawab Fariq tak setuju dan membawa Mia mengantarkannya hingga kerumah.Tapi apa yang terjadi Mia malah di pukul berkali-kali oleh orang tuanya.Mia lari dan Fariq kembali harus mencari.Setelah susah payah akhirnya Fariq menemukan Mia sedang menangis kesakitan.Dengan alasan kasihan pada Mia, Fariq kemudian membawa Mia jauh dari Kampung ini, dengan mengendarai sepeda menuju rumah gurunya untuk meminta perlindungan.Ternyata gurunya tak ada dirumah, dan mereka harus meneruskan pelarian ke Kampung yang lebih jauh yaitu ke Rumah Tante nya Mia.Waktu itu sudah jam 02.00 pagi, ketika pos kamling menginterogasi mereka.Untung saja Mia kenal dengan Poskamlingnya dan Poskamlingnya juga kenal dengan tante nya Mia, sehingga mereka diperbolehkan meneruskan perjalanan.Sesampai di rumah tante, mereka juga ditanyai panjang lebar.Fariq yg kebetulan belum shalat Isya, meninta waktu untuk dapat melaksanakan shalat Isya.Meski agak bingung, karena mereka Nasrani, sedangkan Fariq beragama Islam, mereka tampaknya tak mengambil masalah.Hingga ke esokan harinya pada saat mereka bersipa-siap pulang datanglah utusan dari keluarga Mia, yaitu dua orang intel yg mengaku sebagai intel Jl.Gandi dan mengajak mereka pulang, serta menjamin mereka tak akan di apa-apakan.
Dalam keterangan kepada orangtua Mia, Fariq menjamin bahwa Mia masih suci dan menyuruh keluarga Mia untuk melakukan Visum jika perlu.Hari itu Fariq dipaksa untuk menandatangani perjanjian, tidak lagi berhubungan dengan Mia dengan cara apapun, dan jika dilanggar akan dituntut di pengadilan.
Dua minggu sudah peristiwa itu berlalu.Rasa rindu kiranya sudah menusuk dalam kelubuk hati mereka, dan melalui Jasin keduanya menulis surat dengan menggunakan daun bunga nusa indah pengganti kertas.Terakhir kali karena harus meninggalkan Desa dan mendaftarkan diri untuk sekolah di Kota, mereka janji untuk bertemu di pertigaan menuju rumah Mia.Dengan di dampingi abangnya Mia menemui Fariq untuk terakhir kali.Mereka saling berpesan agar tabah dan harus sukses menggapai cita-cita.Jika tuhan berkenan mereka akan berjumla di lain hari.Fariq ,menjabat tangan Mia, mereka hanya bisa menangis dan Fariq menarik tangannya perlahan meninggalkan Mia.Sesaat Fariq melihat kebelakang, Mia terlihat linglung lantas terjatuh ke tanah, namun Fariq harus meninggalkan kekasihnya dan berbisik, selamat tinggal kasih, aku sangat mencintaimu, aku sangat menyayangimu, tapi mereka memisahkan kita.Mudah-mudah tuhan mempertemukan kita di lain hari.