Rabu, 01 Mei 2013

Wajah Murung nan menyelimuti

Awal april mula terjadinya peristiwa ini.Saat entri data dapodik database guru banyak yang tak valid.Usut punya usut pasalnya karena jam mengajar guru kurang dari 24 jam /minggu.Sedangkan untuk mendapatkan dana tunjangan profesi seorang guru harus melakukan tatap muka 24 jam/minggu.Bagi yang dapat memenuhi 24 jam akan merasa lega, harapan tetap mendapatkan tunjangan profesi ,sedangkan yang kurang dari 24 jam menunjukkan reaksi yang beragam; marah-marah, ngomel, murung, dan ada yang malas masuk mengajar.
Tentu hal ini tak akan terjadi atau akan bisa diminimalisir jika saja pemerintah tegas dalam hal pemerataan penempatan guru, sehingga tidak ada sekolah yang gurunya kelebihan jam sementara sekolah lain gurunya kekurangan jam.
Serba salah memang.Saya ingat Juni 2012, pemko Medan misalnya sudah merampungkan pendataan guru dan penempatannya agar terjadi pemerataan, tetapi hingga sekarang tak terlaksana.Usut punya usut rupanya sebagian guru malah bergerilya berusaha agar di tak dipindahkan dari tempatnya mengajar.Jadi mungkin saja pemko mumet, dan jadinya menunda.
Hasilnya , ya kejadian lah seperti sekarang ini.
Guru juga kurang peduli dengan informasi,masih ke enakan dengan cara pemenuhan 24 jam melalui Team Teaching.Selain memang Team Teaching itu hanya akal-akalan (tidak di jalankan),  sebelumnya sudah di sampaikan bahwa Team Teaching hanya akan berlaku sampai dengan Desember 2012.
Benang kusut ini tentu tak akan bisa di urai jika masing-masing pihak tak ada yang tarik ulur.Misalnya ; mungkin tak ada salahnya jika pemerintah memberlakukan aturan 24 jam tatap muka mulai Tahun ajaran baru nanti (2013/2014) dgn catatan setelahnya tak ada lagi toleransi.Dan guru juga bersedia jika harus pindah ke sekolah lain agar terpenuhi 24 jam.
Agar wajah murung itu tak berlama-lama.

Tidak ada komentar: