Senin, 27 Mei 2013

Aku di zalimi temanku sendiri(kiriman teman)

Kisah ini adalah kisah nyata dari seorang temanku sebutlah namanya Parto.Kisah di mulai 27 tahun lalu ketika ia masih duduk di bangku SLTA.Sebagai siswa yang selalu menyandang banyak prestasi, tentu ia banyak di lirik oleh para siswi di lingkungan sekolahnya baik di kelasnya maupun dari kelas yang lain.Singkat cerita hatinya sudah terpaut pada seorang siswi sebut saja namanya Intan.Wanita ini berparas manis dan sifatnya begitu periang, kriteria yang diminati oleh Parto pada saat itu.Hubungan mereka berlanjut hingga Parto sudah menduduki bangku kuliah di bangku salahsatu PTN di Medan.Tapi dari sinilah masalah mulai timbul.Segudang prestasi yang diraih oleh Parto juga menarik perhatian banyak mahasiswi terutama teman sekelasnya.Awalnya Parto masih kuat, karena ia masih tetap memelihara kesetiaannya pada Intan dan ia yakin Intan juga demikian padanya.Surat terakhir yang Parto terima bahwa kekasihnya sudah lulus menjadi PNS di Desa, ia gembira menerima kabar itu.
Sudah dua bulan sejak kabar itu ia terima dan sudah dua kali Parto berkirim surat pada Intan namun tak pernah ada balasan dari Intan.Maklum saat itu komunikasi masih hanya bisa pakai surat, belum ada HP seperti sekarang.Tiga bulan,empat bulan hingga satu tahun sudah Parto tak menerima sepucuk suratpun dari Intan.Pernah sekali ia bermaksud mendatangi Intan ke Desa tapi tidak ketemu karena lagi mengurus surat-surat keperluan dinas sedang untuk menitip pesan tidak ada orang yang bisa di titipi.Pagi itu sekitar jam 10 di akhir 1997 ia menemukan sepucuk surat di keranjang surat yang ada di Kantor kepegawaian Fakultas.Ia sangat gembira karena surat itu dari Intan untuknya.Tak sabar, ia lalu membuka dan membacanya.Tapi kali ini ia harus menelan kekecewaan karena apa yang ia baca adalah pemberitahuan bahwa Intan sudah bertunangan.Hari itu ia sangat terpukul dan langsung pulang kerumah.Ia tak lagi mampu mengikuti perkuliahan, saat hatinya hancur.
Sudah 23 tahun berlalu, Parto dan Intan sudah punya kehidupan masing-masing.Suatu malam saat ada pesta perkawinan di kampungnya seorang teman mendekati Parto dan berbisik " si Intan kirim salam sama kau".Parto tersentak mendengar bisikan itu dan bertanya panjang lebar.Parto tak sabar ingin menghubungi Intan dan meminta no HP nya.Namun ada yang menjadi penghalang karena Suami Intan seorang pecemburu dan HP nya juga di pegang oleh sang suami.Temannya berjanji akan menyuruh Intan menghubungi Parto dan mereka sepakat, cara itu cara yang lebih aman.Saat yang dinanti tiba.Parto menerima telepon dari Intan sore itu.
Hallo,........begitu sapa dari seseorang ketika Parto mengangkat telepon dan ia membalas Hallo juga.
Kau sekarang dimana, sapa orang itu.Dan Parto balik tanya, ini siapa ya.Kau sekarang dimana, penelpon balik tanya lagi.Aku lagi istirahat, di kantor sahut Parto.Nggak ingat kau sama aku?, tanya penelpon lagi.Siapa ya?...bilang aja lah, aku nggak ingat sahut Parto.Betul kau nggak ingat? tanya nya lagi.Ia betul, aduh siapa sih, betul aku nggak bisa ingat.Ia lah namanya kau penghianat, mana kau ingat sama aku, kata si penelpon lagi.Kau kan udah enak sekarang, makanya kau lupa aku, sambungnya.
Masya Allah, kok..? aku menghianati siapa, kok tiba-tiba aku di tuduh penghianat, aku pernah dekat sama kamu? tanya Parto.Ya ia , kau penghianat, katanya lagi.Aku Intan yang pernah akrab sama kau, kita hampir tunangan, tapi kau berkhianat, kau tinggalkan aku, kau kawin sama orang lain katanya.
Parto tersentak, tapi ia biasa saja karena ia merasa tak pernah menghianati Intan, malah ia menganggap Intan lah yang telah mengabaikannya karena Intan sudah punya pekerjaan tetap dan berpenghasilan lumayan, sedangkan ia masih tak tau bagaimana masa depannya.
Begitulah seterusnya, saling telepon terjadi hingga suatu hari Intan bercerita:
Bua, ....begitu sapa Intan.Ada yang mengganjal mau ku tanya sama kau, nampakku kok kau biasa-biasa, macamnya kau tak merasa salah sama aku, begitu Intan memulai.Parto menjawab, iya ada apa.?.
Intan memulai, intinya ;
1.Aku pernah terima surat kau, katanya kau bermasalah sama orang dan kau perlu uang Rp.700.000 biar selesai masalahmu.Kau minta aku kirimkan uang tanda aku cinta sama kau, kalau aku nggak ngasih lebih baik kita putus.
2.Pernah juga ada surat kau minta supaya aku ngambil paket di kantor pos kiriman dari kau, kau bilang aku pasti suka.Cepat-cepat aku ke kantor pos saking senangnya, tapi setelah kubuka, ternyata photo-photo ku semua yang kau pulangkan.Katamu kau nggak butuh lagi dan sudah benci, dan ada pula surat kau tulisan merah bilang kita putus, karena aku nggak ngirim uang yang kau minta.Yang biasanya aku kau panggil "In", di surat mu aku kau bilang "kamu".Aku kau bilang nggak punya perasaan nggak mau nolong kau yang kesusahan.
3.Ada juga surat kau minta kita jumpa di Pekanbaru, tapi tak kau bilang di mana, jadinya aku nggak datang, karena Pekanbaru itu luas, aku tak punya famili disana dan aku tak tau mau jumpa di mana.Katamu kalau aku nggak mau, berarti kita resmin putus.
Biar kau tau, waktu aku terima photo-photo yang kau pulangkan, aku macam orang gila, kubakari photomu di belakang rumah sambil nangis.Ku koyak-koyak baru ku injak-injak, dan udah itu ku bakar.Mamak ku sampe nangis lihat aku sambil melukin aku.Ayah ku diam nggak tau mau bilang apa.Besoknya aku sakit dan cukup parah, tapi aku tak mau di bawa ke rumah sakit, ku bilang biar aku mati aja.Ayahku nunduk sambil nangis mujuk aku.Mamakku juga terus nangis.Akhirnya aku kasihan, aku mau di bawa ke rumah sakit.Ada seminggu aku di rumah sakit, tiap hari siang malam aku di kawani mamak.
Rasaku kau kok kejam kali, nggak nyangka kata Intan.(Parto menyimak dan mendengarkan Intan yang sambil sesenggukan dengan tangisnya).Baru saja Parto mau bicara, Intan bilang, udah dulu ya, ...laki ku udah mau pulang, besok lagi kita sambung, aku masih mau cerita banya, tapi aku cuma bisa jam-jam segini.
Besoknya,Intan minta di telepon lagi.Parto langsung saja dan menanyakan kabar Intan hari itu.Akumasih sedih,kau enak aja, kau memang penghianat sambut Intan.
In, maafkan aku, sama sekali tak pernah berkhianat seperti yang kau tuduhkan, begitu Parto memulai.Surat tentang sakit dan minta uang? aku tak pernah kirim surat itu In.Aku memang butuh uang karena aku butuh biaya banyak saat itu, tapi aku nggak akan pernah berbuat serendah itu, aku punya harga diri.
Mana mungkin! jadi itu siapa yang buat, tulisannya pas macam tulisanmu, kau kan mau ngelak? , sambut Intan.
Nggak In, aku nggak mungkin dan memang nggak pernah nulis surat macam itu.Apalagi kirim foto-fotomu, buat surat putus pakai tulisan tinta merah. Sama sekali aku nggak pernah.
Jadi siapa yang buat.......sahut Intan lagi.Ya.. nggak tau, tapi demi tuhan aku tak pernah buat itu, kau tau kan ? selama ini aku sayang sama kau/...balas Parto lagi.Tapi memang aku pernah kehilangansebagian foto mu dari albumku, aku pikir cuma aku salah letak, karena kamar kost ku agar berantakan waktu itu, sambung Parto lagi.Dan aku memang pernah di sukai teman , senang yang menurutku berlebihan karena mengajak kawin aku dan sering bermain di kamar kost ku dengan kawan-kawan satu kuliahannya.
Kau mau? tanya Intan.
Ya nggak lah, waktu itu aku masih berharap kau jadi istriku, dan aku menolak secara halus, tapi dia bilang " biar aja, ku usahakan biar kau putus sama pacar kau", balas Parto.Jadi itu makanya kau bilang aku penghianat? balik Parto bertanya.
Ya ia lah, siapa yang nggak sakit.Kalau ku ingat, ih malunya aku di tengo'i orang, ngoyak-ngoyak foto , ku pijak-pijak sambil nangis.Pantas, aku juga heran kok kau tenang -tenang aja waktu kubilang kau penghianat, kek nggak punya salah sama aku(Intan).
Aku juga heran, kok segitunya, lebih 10 kali kau bilang aku penghianat, rupanya itu masalahnya, ya aku memang nggak pernah lakukan, jadinya ya aku biasa saja, malah kan aku bilang aku nggak berani berharap lagi sama kau karena aku malu, kau sudah kerja , mungkin kau yang lupakan aku, ya..aku pasrah.
Intan kedengarannya mulai reda, tega kali orang itu ya...katanya.Tapi aku juga kesal, kok kau nggak jumpai aku.Padahal aku sayang sama kau, aku nggak pernah berpaling dari kau, kau tau kan , aku kalau udah cinta sama seseorang susah mencintai yang lain? aturannya kau datanglah.Biar kau tau (kita udah dewasa kan , katanya agak pelan), malam pertama aku, aku nggak mau melayani lakik ku, sampe aku di jambak,dipukul dan di cekek leherku, sampe aku lemas, waktu itu aku masih berpikir bahwa aku cuma mau sama kau.Ya gitu lah, karena aku udah lemas, ya aku pasrah aja, rasaku aku macam di perkosa, aku masih nggak rela kegadisanku ku kasi selain sama kau.Kau ngerti sekarang macam mana cintanya aku sama kau, tapi kau nggak mikirkan aku.Halo, halo, halo yang ketiga agak keras membuat Parto tersentak.Aaa halo, iya in, jawab Parto terbata.
Kau masih dengar aku? sahut Intan.Iya...masih, kata Parto pelan sambil mengusap air matanya yang masih mengalir.Kau tidur apa, kok diam aja? tanya Intan lagi.Iya in, aku terus dengarkan kok jawab Parto.Ku kira kau nggak suka dengar ceritaku, kata Intan.Nggak gitu in, yang ada aku malah nangis dari tadi, orang yang paling ku sayang kok sampai mengalami nasib tragis gini, aku merasa bersalah karena aku sudah meragukan kesetiaan pacarku, gara-gara aku merasa rendah.Maafkan aku in, maafkan aku ya, aku benar-benar minta maaf, tapi aku nggak se kejam yang kau sangka.Kau juga tau, kek mana sayangnya aku sama kau, tapi ternyata aku pengecut ,Parto menyahut sambil menyeka air matanya.
Kok gini nasib kita ya, kata Intan perlahan.
Pembicaraan terhenti lagi, Par udah dulu ya, bentar lagi lakik ku pulang.O..iya, cepat cuci muka, nggak baik suami pulang lihat ada bekas air mata di muka istrinya, nanti bisa masalah jawab Parto.
Begitulah hari hari berikutnya, hampir sebulan kisah sedih itu masih mereka bahas.Sebagai yang sudah dewasa mereka berjanji tidak akan menghianati pasangan masing-masing.Biarlah masa lalu menjadi kenangan.Mereka selalu berkomunikasi, tapi sebagiannya sebagai curhat dalam membina rumah tangga masing-masing.Mereka berdua tidak berniat selingkuh sama sekali meskipun tanpa setahu pasangan masing-masing.Mereka menjadi sahabat, yang saling menyelamatkan.Hanya agar tidak timbul masalah baru, mereka menutupi keadaan ini dari pasangannya, karena toh mereka cuma bercerita dan dipisahkan oleh jarak ratusan kilometer.Kisah ini memang kisah nyata namun menggunakan nama samaran, dan jika terdapat kesamaan nama dengan yang lain, bukan merupakan perwujudan dari kisah ini, melainkan kebetulan.Hal ini sesuai dengan permintaan orang yang mengalaminya, dan ia berharap untuk mengabadikan kisah ini.

Tidak ada komentar: