Mereka semua adalah anakku meski bukan istriku yang melahirkan.Begitu nyaman rasanya menghadapi siswa bermasalah ketika kita tulus menganggap siswa sebagai anak kita sendiri.Akan sangat beda jika kita memandang mereka sebagai siswa yang mesti kita layani untuk memenuhi target layanan 7 kali persiswa per tahun sebagaimana yang di amanatkan kepada kita sebagai petugas BK.Suatu hari seorang wali kelas menghantarkan seorang siswi kepada petugas BK,katanya siswi tersebut sudah bikin pusing dan baru saja terkabar ia tidak pulang kerumah setelah kemarin di permisikan oleh abangnya( terakhir ketahuan ternyata bukan abang betulan), sangkin geramnya siswi tersebut sudah di pukul dengan tujuan untuk mendapatkan efek jera.
Ketika saya katakan; Apa yang bisa bapak bantu nak, ? ia langsung sesenggukan lalu menagis cukup kuat.Dengan sabar saya menunggui sampai tangisnya mulai mereda.Selanjutnya dengan lembut saya mempersilakan ia cuci muka.Ya udah, nggak apa-apa, tampaknya kamu masih galau, cuci mukanya dulu ya nak ya, (sambil menunjukkan wastafel).
Singkat cerita, intinya ternyata siswi ini mengalami broken home.Ibunya terpaksa kawin lagi karena ia sudah berbadan dua dengan laki-laki lain.Awalnya ia tinggal sama ayahnya, tapi ia terpaksa pindah kerumah neneknya, karena ia tak sanggup menyaksikan kesedihan ayahnya meskipun sang ayah selalu menyembunyikan wajah sedih dan kadang tangis dari hadapan anak-anaknya.Mereka berempat semua tinggal sama ayahnya, tak satupun yang ikut sama ibunya, termasuk adiknya yang masih kelas 1 SD.Maaf tak bisa saya ceritakan detailnya disini karena saya harus menjaga privasi dan demi azas kerahasiaan BK.Meski kadang teman guru bilang saya "payah" karena apa yang di alami klien saya tak secuilpun bisa saya bagi tau pada mereka.Tapi saya percaya,hal itu merupakan kunci utama agar siswa mau mengungkapkan masalahnya pada guru BK.Yang juga perlu dalam hal masalah seperti ini, kita tidak boleh menanamkan rasa kebencian anak pada orang tua.Dan kita sedaya mampu meyakinkan bahwa ia akan dapat lepas dari masalah ini jika ia mau.Bantu ia dengan beberapa alternatif yang ia kemukakan sendiri maupun yang kita utarakan.Setelah dua kali pertemuan, saya gembira melihat ia mulai ceria kembali dan penuh percaya diri bergaul dengan teman-temannya.Alhamdulillah.