Posting kali berawal dari keprihatinan penulis pada kondisi permainan anak-anak sekolah yang bisa di katakan sudah semakin tak terkendali dengan bahasa yang sangat menyakitkan telinga.Sewaktu main guli, bercengkrama, di kelas waktu istirahat, seperti tak asing lagi siswa dengan seenaknya menyebut-nyebut kemaluan saat menunjukkan ketidak-setujuannya terhadap pendapat atau perilaku temannya.Di tambah lagi nama -nama hewan, seperti anjing, babi, ada pula yang sering di akhiri dengan kata "bodoh".Sebagai orang yang tak pernah mengucapkan hal yang tak pantas dalam keluarga, rasanya ucapan -ucapan seperti itu sangat ganjil dan meresahkan.Agama sangat melarang hal yang demikian.
Namun jika di kaji kebelakang, ternyata ; oknum orangtua, oknum guru dan oknum ustaz bisa saja menjadi latar belakang penyebabnya.
Mohon maaf, saya tidak bermaksud kurang ajar, tidak bermaksud membongkar aib, tapi Insya Allah, semua demi memperbaiki moral bangsa yang semakin tak karuan.Sebagai guru saya hanya bisa ambil bagian melalui blog, selain secara langsung melalui layanan Bimbingan Konseling.
1.Dari faktor oknum orangtua, karena kadangkala orangtua tak lagi bisa menjadi tauladan bagi anaknya.Malah ada juda orangtua yang sanggup cakap kotor, saat marah pada anaknya dengan menyebut kelamin laki-laki-maupun perempuan.Ada juga yang memaki anaknya dengan, ajing, babi, monyet dll.Ini bukan fitnah, penulis sering menyaksikan sendiri.
Yang lebih mencengangkan lagi pernah ketika seorang siswi kedapatan menyimpan video porno di HP nya, maka guru BK, memangil orangtua dan yang datang Ibunya.Ketika disampaikan masalahnya dan dipertontonkan kepada sang ibu agar guru tidak di tuduh fitnah, malah si ibu ngomong pada anaknya sambil ketawa kecil " kek mana nya kau, ibuk aja nggak pernah nengok itu, ibu cuma melakukan sama ayah kau".GuruBK..?????????????????????????????????????????????????? Na'uzu billahi min zalik.
2.Dari faktor oknum Guru, ada juga guru yang menjadi pelopor cakap kotor, saat ia lagi marah karena kesal pada siswanya yang bandel, umpanya dengan berkata " diam kau monyet".Yang ada malah siswa yang lain jadi ikut-ikutan memangil monyet pada siswa tersebut.Saya pernah tertegun, ketika seorang guru mengantarkan siswa kepada petugas BK, sambil berkata " ini pak, bapak tangani dulu lembu ini, saya nggak sanggup lagi, bandel kali".Ada juga guru yang sedang mengajarkan bab membatalkan wudhu, dengan mengatakan salah satunya " kentut" (penulis mohon maaf harus mengatakannya).Padahal ada bahasa yang lebih pantas, yaitu " buang angin".
3.Dari faktor oknum Ustaz, bahwa ada juga oknum Ustaz yang mungkin karena ke asyikan dengan Humor, atau supaya menyenangkan pendengar sampai lupa dengan inti ceramahnya.
-Ada juga oknum ustaz yang dengan begitu gamblang mengucapkan kata "kentut".Kalau ustaz bilang gitu, maka yang timbul dalam benak siswa , bilang gitu nggak masalah, wong ustaz aja bilang gitu.
-Menegur Ibu-Ibu dengan berulangkali menyebut "buuk, buuuk, buuuuuk" dengan suara yang makin keras.Bukankah Ibu-Ibu itu sebagai orang yang seharusnya di hormati, lha kalau ustaz begitu, maka jangan salahkan anak-anak kurang menghargai Ibu-ibu apakah Ibunya sendiri, Ibu guru atau yang lainnya.
-Baru kemarin pula penulis menyaksikan oknum ustaz lagi ngumor bilang gini; "Nek Minah, pergi ke kedai, pegang saya sini bingung harga meningkat, pegang tomat, terakhir tepicit pula telor wak amat".Meskipun ia jelaskan kemudian bahwa telor yang di maksud telor ayam jualan wak amat, tapi menurutkan "ing ngarso sung tulodo" maka teladan apa yang di harapkan dari guyonan seperti ini.Janganlah untuk mencari tenar atau untuk menyenangkan audience lantas lupa diri, bahwa ia seharusnya tidak menjadi pelopor kalau untuk cakap kotor.Saya mohon maaf, karena harus menyampaikan ini, kalau ada yang menganggap saya juga kurang sopan, sekali lagi saya hanya ingin menceritakan betapa kita pantas prihatin dan hendaknya ikut ambil peran kepada kebaikan anak-anak kita di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar