Komputerisasi dalam pemeriksaan Lembar Jawaban Komputer (LJK) telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini.Cara ini pun sudah di berlakukan mulai dari pelaksanaan UAS-BN, UN hingga SNMPTN.Mengenai hasilnya, sangat tergantung kepada pengelola.Untuk SNMPTN, kelihatannya lebih cepat hasilnya di umumkan ketimbang SMP.
Dalam pelaksanaan UN, peran pengawas ruang sangatlah penting.Akan kelihatan mana pengawas yang mengerti akan tugasnya dengan yang tidak.Dalam rapat yang pernah saya ikuti, saya pernah meminta agar aturan mengenai tidak bolehnya pengawas mengawasi peserta satu persatu, tidak di paku mati.Hal itu hanya bisa dilakukan apabila peserta sudah mulai mengisi LJK untuk menjawab soal yang ada.Namun sebelumnya yakni pada saat 15 menit pertama, waktu yang disediakan untuk pengisian data siswa, maka aturan seperti itu harus ditiadakan.Alasannya bahwa tidak semua peserta mampu mengisi data LJK dengan baik antara lain;
1.tidak mengerti menghitamkan sesuai kolom setiap huruf atau angka yang ditulis sebagai data, misalnya nama (apalagi namanya panjang), tgl.lahir,nomor peserta.
2.tidak mengetahui bahwa LJK yang cacat seperti terlipat, basah karena keringat, dapat menyebabkan error sewaktu LJK diperiksa OMR.
3.tingkat kedalaman warna sewaktu menghitamkan.
Jadi untuk ini, pengawas sebaiknya yakin terlebih dahulu bahwa data yang telah diisi oleh peserta sudah benar baik dari segi isi data itu sendiri maupun kedalaman warna.
Celakanya memang, di akui atau tidak masih ada sebagian guru yang malah kurang punya pemahaman untuk itu.Kedua hal ini tentu dapat merugikan peserta, karena jangankan jawabannya benar, malah LJK tak dibaca oleh OMR alias error, yang artinya tidak ada nilai.Syukur kalau petugas OMR nya jeli dan punya kreativitas tinggi dalam bekerja sehingga ia mau melakukannya secara manual.Karena bukan tidak mungkin siswa tidak lulus bukan karena jawabannya salah melainkan karena pengisian LJK yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar