Jumat, 20 November 2009
Mungkin salah menafsirkan atau tidak mau tahu dengan ajaran agama.
Betapa mengherankan kota ini.Tak di perbaiki pada ribut.Tapi dibenahi malah dirusak.
Kalau jalan tak diperbaiki katanya pemerintah korup uang rakyat.Tapi begitu diperbaiki muncul polisi pada tidur dijalan (eh, maaf.kata orang istilahnya polisi tidur).Entah dari mana awal istilah ini adanya, tolong kasi tau.
Yang sudah kita jalani sekitar Medan dan Deli Serdang, nyata bahwa kalau di pikir-pikir rasanya biari ajalah jalan disini rusak, cuma ngabisin dana.Toh di aspal pun langsung di ikuti polisi tidur yang bertaburan.Sebagai ummat Muslim saya pun kadang bertanya dalam hati.Apa ini ajaran Islam.Sedang Rasulullah menyuruh kita untuk membuang duri dari jalan.Saya kira yang dimaksud disini bukan cuma duri tapi qiyas nya juga apa yang menjadi penghalang yang membawa mudharat bagi pengguna jalan raya.Bahkan kadang ini ada dijalan depan mesjid dan di buat begitu tinggi.Bukankah dengan demikian kita telah menyakiti banyak orang? Berapa banyak orang yang terhentak perutnya, lingkar sepeda atau sepeda motor yang makin cepat rusak? Menurut saya kita telah mengukir dosa kita sendiri secara berkesinambungan dengan memasang polisi tidur.Jalan itu milik umum, bukan milik pribadi maupun golongan, meskipun untuk alasan keselamatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar