PLPG - Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, mungkin menjadi momok bagi kebanyakan guru apalagi yang akan mengikutinya, karena begitu banyak menimbulkan masalah apalagi bagi yang selama melaksanakan tugas kurang mengerti dengan tugasnya, maupun bagi guru yang aktif bertugas dengan baik tetapi kurang mengerti methode mengajar dan membuat laporan kerja.
Kita semua tentu sudah banyak mendengar pengalaman dari kawan-kawan yang sudah mengalaminya dan saya tidak akan membahasnya lagi.Posting kali ini saya hanya ingin memberikan tips, berupa hal-hal yang penting bagi kawan-kawan yang akan mengikuti PLPG, sehingga masalah bisa di minimalisir, di antaranya:
1.Jaga Kesehatan, tentu saja hal ini yang sangat tidak boleh di abaikan karena PLPG banyak menguras tenaga maupun pikiran.Tidak ada alasan sakit, berhalangan, karena jika ini terjadi maka anda akan otomatis gugur.Untuk itu, sewaktu mengikuti PLPG usahakanlah bagaimana caranya, apakah menambah makanan yg bergizi, makan suplemen dll, tetapi tetap menurut porsi dan takaran yang di anjurkan.
2.Siapkan mental anda;
-Jangan mudah menyerah terhadap tugas yang di berikan.
-Jangan gampang putus asa, anda tidak sendiri, ada teman lain.
-Tetaplah tenang, "kerjakan" bukan "pikirkan", artinya seandainya pun anda kena marah, di sudutkan oleh tutor, jangan pikirkan macam-macam yang tak ada kaitannya, tetapi kerjakan, dan mintalah bantuan kawan.Istilah saya "cuek", tujuannya agar tidak membebani pikiran.
-Jangan malu bertanya, setidaknya setiap hari anda mengajukan pertanyaan sebanyak 1 kali dan usahakan yang sesuai topik, karena bertanya mendapat nilai tambah dari tutor.
3.Dalam praktek mengajar (micro teaching), upayakan alat peraga anda sebaik mungkin. Tidak mesti mahal, tetapi unik misalnya dan seseuai dengan topik yang sedang anda ajarkan.Kalau anda lumayan bisa mengoperasikan komputer dan bisa menggunakan media misalnya ;power point, animasi, atau vcd tentu anda kan lebih mudah dalam hal pembuatan media yang lebih menarik.
4.Ikutilah irama tutor.
Mungkin anda merasa apa yang di sampaikan tutor, beda dengan apa yang anda ketahui karena anda juga mungkin sudah biasa menjadi tutor di MGBK, atau anda pengawas, sebaiknya anda mengikuti apa yang di sampaikan tutor, sebab rasionalnya, tutor itu pasti juga punya ilmu yang akurat, apalagi mereka sudah berstatus dosen.Jika anda tidak bisa menahan diri, anda bisa bertanya dengan cara sharing, misalnya anda bertanya; maaf pak/buk, "saya pernah belajar tentang ini.........", atau" saya biasa praktekkan begini..........." bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu?.Ini menjaga agar Tutor merasa bahwa ia tidak di bantah.
5.Dalam hal penyelesaian tugas yang di berikan, ikut apa yang di suruh.Kalau di suruh harus di tulis tangan, maka anda harus kerjakan dengan tulis tangan, bahkan ada sebagian Tutor yang tak mau tulisan tangan berbeda antara tugas yang satu dengan yang lain.Maka untuk amannya mungkin anda boleh sekedar bergurau, " minta tolong di tulis pacar boleh nggak Buk/Pak?
Seberapapun anda bisa,maka tugas yang di suruh harus anda kerjakan dan serahkan tepat waktu.Jangan sampai ada tugas yang tidak anda serahkan.
6.Jangan pernah terlambat hadir, baik di awal (pagi) atau di hujung waktu istirahat, karena kehadiran sangat menentukan.
7.Menjawab ujian tulis yg pakai LJK.
Sebagian kita mungkin selama ini ada yang mmoh/ogah kalau di suruh ngawas UN/UASBN, sehingga kurang mengerti cara mengisi LJK, maka anda perlu berhati-hati, sebaiknya anda pelajari.Gampangnya tanya aja sama anak anda atau adik anda yang udah tamat SD, pasti mereka tau.
Saya rasa itu yang paling penting, tentu jika ada yang mau menambahkan, anda bisa tambahkan melalui halaman komentar.Terimakasih anda sudah berkunjung.
Tampilkan postingan dengan label plpg. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label plpg. Tampilkan semua postingan
Selasa, 29 Mei 2012
Selasa, 20 September 2011
Kekecewaan yg berakibat melelahkan
PLPG 2011 kembali di laksanakan untuk Sumatera Utara.Ribuan peserta secara bergantian di latih melalui beberapa gelombang.Tentu saja di harapkan setelah mendapatkan latihan dari tutor yang profesional,maka guru juga nantinya menjadi profesional, termasuk guru BK yang bisa di katakan sangat punya peranan penting dalam disiplin dan keberhasilan siswa.
Sedikit terbersit kekecewaan dari wajah dan ucapan para tutor BK saat ini, bahwa sebagian dari peserta ternyata bukan guru BK yang pernah mengenyam pendidikan BK di Institut maupun di Universitas.Ada yang berasal dari guru Bidang Study yang saat ini bidang study yg ia asuh tidak lagi di ajarkan di sekolah.Ada pula (mungkin) yang punya ijazah instant, dan ada pula dari yang tadinya pimpinan sekolah sekarang jadi pengawas juga mengambil spesialisasi BK.
Banyaknya temuan para tutor, bahwa mereka ini sebagian besar ternyata tidak punya kompetensi dalam merencanakan dan melaksanakan tugas BK, seperti tidak bisa bikin Program, tidak bisa bikin Satlan/Satkung, apalagi menangani siswa, menyebabkan sebagian guru BK yang memang asli jurusan BK kewalahan.Bagaimana tidak, tutor terpaksa ( menurut saya terpaksa) membebani tugas dengan mewajibkan laporan semua harus asli tulis tangan dan tidak boleh di ketik untuk menghindari copy paste, sekaligus membiasakan guru terlatih.Para tutor mungkin berharap setidaknya ada yang bisa di ingat sewaktu menuliskan laporan atau tugas yg di berikan oleh tutor.
Lelah, dan memang cukup melelahkan.Saya kasihan melihat teman saya yang harus menulis seharian di hari Minggu ( 18-9-2011) mulai pagi sampai jam 02.00 pagi lagi, cuma istirahat makan dan sholat.Tidur jam 02.15 pagi bangun jam 04.30 pagi (senin) nulis lagi, itupun belum semua kerjaan kelar.Saya yang berniat membantu nulis, nggak di bolehkan, karena harus tulis tangan sendiri.Untungnya teman saya ini sudah punya bahan jadi tinggal salin.Coba kalau belum ada bahan, capeknya pasti bertambah karena harus memulai dari awal.
Meski melelahkan, saya tetap mensupport teman saya, karena tutor tentu bertujuan baik, agar BK tidak di sepelekan, jadi tempat buangan, guru yg tak punya pilihan, merasa bahwa BK paling gampang atau mungkin di anggap gampangan.Mereka yg menganggap spele tugas BK, lalu masuk jadi BK baru tau bahwa BK itu bukan main-main.Kalau sudah masuk BK, jadilah BK sepenuhnya.
Apa mungkin bisa?.
Kalau ada kemauan, pasti bisa.Teman saya juga dari jurusan ketermpilan, tapi saya salut karena dia punya kemauan yang kuat, bahkan sekarang ia mulai mencintai tugasnya membantu dan menyayangi siswa asuhnya.Bahkan mengalahkan yg asli BK ( asli jurusan BK tapi pemalas).
Melalui blog ini juga saya ingin menyampaikan salut Kepada Ibu Zuraidah (Dosen FIP Unimed, sekaligus Tutor BK di PLPG 2011), saya menyetujui kebijakan Ibu, meskipun melelahkan, tapi Guru BK harus Profesional.
Jangan lagi ada image miring terhadap BK; polisi sekolah, piket, tukang bel/lonceng, impal (serap), tukang hukum, santai dllsb.
Hari ini teman saya bilang " capek memang, tapi rasanya tambah banyak ilmu dan pengalaman" dan hari ini kami tinggal Praktek Konseling, besoknya terakhir praktek Bimbingan Konseling.
Saya lega mendengar pengakuannya.
Sedikit terbersit kekecewaan dari wajah dan ucapan para tutor BK saat ini, bahwa sebagian dari peserta ternyata bukan guru BK yang pernah mengenyam pendidikan BK di Institut maupun di Universitas.Ada yang berasal dari guru Bidang Study yang saat ini bidang study yg ia asuh tidak lagi di ajarkan di sekolah.Ada pula (mungkin) yang punya ijazah instant, dan ada pula dari yang tadinya pimpinan sekolah sekarang jadi pengawas juga mengambil spesialisasi BK.
Banyaknya temuan para tutor, bahwa mereka ini sebagian besar ternyata tidak punya kompetensi dalam merencanakan dan melaksanakan tugas BK, seperti tidak bisa bikin Program, tidak bisa bikin Satlan/Satkung, apalagi menangani siswa, menyebabkan sebagian guru BK yang memang asli jurusan BK kewalahan.Bagaimana tidak, tutor terpaksa ( menurut saya terpaksa) membebani tugas dengan mewajibkan laporan semua harus asli tulis tangan dan tidak boleh di ketik untuk menghindari copy paste, sekaligus membiasakan guru terlatih.Para tutor mungkin berharap setidaknya ada yang bisa di ingat sewaktu menuliskan laporan atau tugas yg di berikan oleh tutor.
Lelah, dan memang cukup melelahkan.Saya kasihan melihat teman saya yang harus menulis seharian di hari Minggu ( 18-9-2011) mulai pagi sampai jam 02.00 pagi lagi, cuma istirahat makan dan sholat.Tidur jam 02.15 pagi bangun jam 04.30 pagi (senin) nulis lagi, itupun belum semua kerjaan kelar.Saya yang berniat membantu nulis, nggak di bolehkan, karena harus tulis tangan sendiri.Untungnya teman saya ini sudah punya bahan jadi tinggal salin.Coba kalau belum ada bahan, capeknya pasti bertambah karena harus memulai dari awal.
Meski melelahkan, saya tetap mensupport teman saya, karena tutor tentu bertujuan baik, agar BK tidak di sepelekan, jadi tempat buangan, guru yg tak punya pilihan, merasa bahwa BK paling gampang atau mungkin di anggap gampangan.Mereka yg menganggap spele tugas BK, lalu masuk jadi BK baru tau bahwa BK itu bukan main-main.Kalau sudah masuk BK, jadilah BK sepenuhnya.
Apa mungkin bisa?.
Kalau ada kemauan, pasti bisa.Teman saya juga dari jurusan ketermpilan, tapi saya salut karena dia punya kemauan yang kuat, bahkan sekarang ia mulai mencintai tugasnya membantu dan menyayangi siswa asuhnya.Bahkan mengalahkan yg asli BK ( asli jurusan BK tapi pemalas).
Melalui blog ini juga saya ingin menyampaikan salut Kepada Ibu Zuraidah (Dosen FIP Unimed, sekaligus Tutor BK di PLPG 2011), saya menyetujui kebijakan Ibu, meskipun melelahkan, tapi Guru BK harus Profesional.
Jangan lagi ada image miring terhadap BK; polisi sekolah, piket, tukang bel/lonceng, impal (serap), tukang hukum, santai dllsb.
Hari ini teman saya bilang " capek memang, tapi rasanya tambah banyak ilmu dan pengalaman" dan hari ini kami tinggal Praktek Konseling, besoknya terakhir praktek Bimbingan Konseling.
Saya lega mendengar pengakuannya.
Langganan:
Postingan (Atom)