PLPG 2011 kembali di laksanakan untuk Sumatera Utara.Ribuan peserta secara bergantian di latih melalui beberapa gelombang.Tentu saja di harapkan setelah mendapatkan latihan dari tutor yang profesional,maka guru juga nantinya menjadi profesional, termasuk guru BK yang bisa di katakan sangat punya peranan penting dalam disiplin dan keberhasilan siswa.
Sedikit terbersit kekecewaan dari wajah dan ucapan para tutor BK saat ini, bahwa sebagian dari peserta ternyata bukan guru BK yang pernah mengenyam pendidikan BK di Institut maupun di Universitas.Ada yang berasal dari guru Bidang Study yang saat ini bidang study yg ia asuh tidak lagi di ajarkan di sekolah.Ada pula (mungkin) yang punya ijazah instant, dan ada pula dari yang tadinya pimpinan sekolah sekarang jadi pengawas juga mengambil spesialisasi BK.
Banyaknya temuan para tutor, bahwa mereka ini sebagian besar ternyata tidak punya kompetensi dalam merencanakan dan melaksanakan tugas BK, seperti tidak bisa bikin Program, tidak bisa bikin Satlan/Satkung, apalagi menangani siswa, menyebabkan sebagian guru BK yang memang asli jurusan BK kewalahan.Bagaimana tidak, tutor terpaksa ( menurut saya terpaksa) membebani tugas dengan mewajibkan laporan semua harus asli tulis tangan dan tidak boleh di ketik untuk menghindari copy paste, sekaligus membiasakan guru terlatih.Para tutor mungkin berharap setidaknya ada yang bisa di ingat sewaktu menuliskan laporan atau tugas yg di berikan oleh tutor.
Lelah, dan memang cukup melelahkan.Saya kasihan melihat teman saya yang harus menulis seharian di hari Minggu ( 18-9-2011) mulai pagi sampai jam 02.00 pagi lagi, cuma istirahat makan dan sholat.Tidur jam 02.15 pagi bangun jam 04.30 pagi (senin) nulis lagi, itupun belum semua kerjaan kelar.Saya yang berniat membantu nulis, nggak di bolehkan, karena harus tulis tangan sendiri.Untungnya teman saya ini sudah punya bahan jadi tinggal salin.Coba kalau belum ada bahan, capeknya pasti bertambah karena harus memulai dari awal.
Meski melelahkan, saya tetap mensupport teman saya, karena tutor tentu bertujuan baik, agar BK tidak di sepelekan, jadi tempat buangan, guru yg tak punya pilihan, merasa bahwa BK paling gampang atau mungkin di anggap gampangan.Mereka yg menganggap spele tugas BK, lalu masuk jadi BK baru tau bahwa BK itu bukan main-main.Kalau sudah masuk BK, jadilah BK sepenuhnya.
Apa mungkin bisa?.
Kalau ada kemauan, pasti bisa.Teman saya juga dari jurusan ketermpilan, tapi saya salut karena dia punya kemauan yang kuat, bahkan sekarang ia mulai mencintai tugasnya membantu dan menyayangi siswa asuhnya.Bahkan mengalahkan yg asli BK ( asli jurusan BK tapi pemalas).
Melalui blog ini juga saya ingin menyampaikan salut Kepada Ibu Zuraidah (Dosen FIP Unimed, sekaligus Tutor BK di PLPG 2011), saya menyetujui kebijakan Ibu, meskipun melelahkan, tapi Guru BK harus Profesional.
Jangan lagi ada image miring terhadap BK; polisi sekolah, piket, tukang bel/lonceng, impal (serap), tukang hukum, santai dllsb.
Hari ini teman saya bilang " capek memang, tapi rasanya tambah banyak ilmu dan pengalaman" dan hari ini kami tinggal Praktek Konseling, besoknya terakhir praktek Bimbingan Konseling.
Saya lega mendengar pengakuannya.
1 komentar:
Ya memang begitulah perilaku parajabat, eh pejabat, ingin di hormati tanpa perlu pandang situasi.
Posting Komentar