Miris memang negeri ini.Entah apa yang ada di benak mereka para wakil rakyat dan pengambil keputusan itu.
Hambalang menampakkan pada kita betapa negeri ini seperti salah urus.Dengan alasan meningkatkan prestasi di bidang olahraga, untuk mengharumkan nama bangsa.Padahal begitu banyak rakyat yang masih makan nasi aking.Ada yang sakit tidak di layani berobat di Rumah Sakit karena tidak punya uang.Masih banyak gedung sekolah yang reot, bahkan ada yang belajar di bekas kandang lembu.Lain lagi urusan yang tak kunjung selesai.Lihatlah jaman ini.Teknologi semakin canggih, tapi hasil kerja semakin lama.Ujian Nasional (UN) sudah di laksanakan bulan April, tapi Ijazah selesai paling cepat bulan Juli, duhhhh,,,apa gerangan.
Lihat juga E-KTP.Kata "beliau" kalau E.KTP tidak selesai bulan Desember ( 2011 maksudnya), saya mengundurkan diri dari menteri", tapi apa mau di kata.Saya sudah di Photo E-KTP pada bulan Nopember 2011, sampai saat ini (Juli 2012) belum selesai juga tuh.Mereka mungkin pakai Kopmputer jadul ya?
Memang benarlah istilah "The Man behind the Gun" itu.Dalam kaitannya dengan ini, bagaimanapun canggihnya teknologi, tergantung pemakainya juga.
Lihat pula Universitas mereka ( saya nggak berani bilang kita karena saya tak punya kesanggupan dana menghantar anak sampai kesana), biayanya cukup membuat terperangah.
Tapi heran, UUPTN seolah menghiba memminta belas kasih untuk menyediakan 20 % kursi kuliah itu bagi kalangan rendah.Lantas yang 80% lagi milik siapa?, sudah arang tentu bagi mereka yang mampu membayar "DANA PEMBANGUNAN" yang di minta.
Wakil mereka di mana?(maaf sekali lagi saya sebut wakil mereka, karena saya merasa tidak terwakili, meski mereka bisa duduk di sana atas bantuan saya di 2009 dulu).
Entah apa yang mereka dapat dari studi banding ke luar negeri itu.Entah apa yang mereka perjuangkan terhadap hak rakyat yang menyangkut hajat hidup orang banyak.Mereka sibuk dengan proyek, proyek gedung DPR, proyek Hambalang, proyek pengadaan Al-Qur,an, pengadaan Komputer, renovasi ruang banggar, proyek percepatan pembangunan, yang ternyata hanya jalan pintas mengeruk uang negara yang notabene uang rakyat.
Saat ini setiap masuk kelas, saya hampir tidak berani lagi mengajarkan supaya murid saya jujur.Pasalnya suatu hari saya pernah bertemu dengan siswa saya yang sudah selesai menerima pengumuman seleksi PTN berkata;
"Kok gitu ya Pak? saya mengikuti Test di ........, kami diminta 80 jt.Kami 12 orang, yang mau bayar 1 orang, dan nyatanya memang dia satu itu yang lulus".Ketika saya tanya tentang SNMPTN, di jawab, "saya lulus pak, tapi kami nggak punya uang untuk Dana Pembangunan".
???????????????????????????.........................Ya Tuhan, hanya kau yang tau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar