Maaf, Judul ini bukan untuk anda, tetapi hanya curhat jika anda sudi membacanya.Pengalaman ini kini terulang lagi.Di awali dari waktu kuliah DIII dulu dengan keyakinan menggebu akan kejujuran di negeri ini, aku mendapat rangking 1 tiap semester.Aku ingat betul sewaktu ada pengarahan di Opspek.Katanya bagi mahasiswa yang berprestasi nanti pengangkatan tugas Dinasnya akan di Perkotaan.Tapi apa lacur, dengan nilai tertinggi lulusan di kelas kami waktu itu, jangankan di perkotaan, di tempatkan saja tidak.IP ku tamat 3.10 tetapi yang dapat penempatan malah yang termasuk nilai pas-pasan 1.75.
Sekarang terjadi pada anakku.Kusekolahkan di sekolah RSBI, aku mengeluarkan biaya rata-rata Rp.2.000.000/perbulan termasuk biaya asrama.Les Pra UN, Intensif ke SNMPTN makan biaya hingga 7 juta.Anakku ini sama semangat dan tabiat belajarnya dengan aku.Singkat cerita ia mencoba mengikuti test masuk PT yang kedinasan.Ia dan aku berharap nanti kalau sudah selesai kuliahnya ia langsung bisa kerja, mengurangi beban biaya agar adiknya juga bisa sekolah yang baik.Tapi aku kasihan.Ia pernah bilang begini; "kayaknya memang betul ya yah, kami ada yang nawari 80 juta kalau mau lulus.Kami kan banyak yang ikut dari sekolah kami, yang lulus ya cuma satu, katanya dia mau bayar yang 80 juta itu".
Hatiku terenyuh, aku mau bilang apa.Aku begitu kuat menanamkan kejujuran pada semua anakku, tapi kalau sudah begini aku bingung menjawab apa.Sampai aku terpikir, ternyata aku ini guru goblok.Masih sok idealis, padahal isu itu sudah lama ku dengar.Bahkan pernah kawanku guru bilang gini" kek mana bapak ni, masuk SMP /SMA Negeri aja sekarang pasaran bisa sampai 10.juta, apalagi ke STT atau PTN pavorit, ratusan juta lah".Cita-cita anakkku yang begitu tinggi terhempas oleh ketamakan dan keserakahan.Aku kembali teringat peristiwaku dulu.Sebagai guru BK aku juga tak kuat melihat kekecewaan itu.Hari ini aku menunda untuk menyampaikan materi kepada siswa ku tentang bakat dan minat.Karena aku berfikir, aku akan membohongi siswaku, mengajari mereka untuk memilih , karena akan terhempas oleh para durjana itu.Jika itu betul adanya, aku berpikir aku takkan lagi mengajarkan Bimbingan karir pada siswaku menyangkut sekolah lanjutan, kalau nantinya malah aku di cemoohkan oleh mereka dan bilang apa yang ku ajarkan adalah bohong, tetap saja duit yang bicara.Dan makin jauh rasanya orang-orang seperti aku ini bisa mencintai negeri ini, kalau PTN itu sepertinya bukan milik negara, tetapi di peruntukkan untuk orang-orang berduit.
Ternyata aku ini Goblok, masih sok idealis.Terimakasih bagi yang membaca sampai di sini.