Sudah sejak 3 tahun lalu, selalu saja ada jaminan dari petinggi lembaga pendidikan di negeri ini ( yang pasti menurut ingatan saya);
-"saya menjamin soal tidak bocor"
-"Kunci jawaban yang beredar, pasti palsu, jangan percaya"
-"UN akan berjalan lancar"
Tapi apa yang terjadi:
-Masih segar dalam ingatan saya tahun lalu ketika kami paran pendistribusi soal di akntor Dinas merasakan kekecewaan ketika itu.Begini ceritanya:
Soal sudah tiba di bawa dengan truk di kantor Dinas pada jam 14 lebih kurang.Namun soal tak bisa di bongkar karena menunggu pak menteri dari Jakarta.Pada jam 14 lebih kurang turun hujan lebat dan baru kira-kira jam 17.30 pak menteri tiba, lalu di adakan acara penyambutan barulah kira-kira jam 18 soal di bongkar, dan sebagian kotak soal sudah basah.
Yang biasanya kami sudah selesai mengelola kotak soal sebelum maghrib, pada waktu itu baru selesai jam 3 pagi.Karena waktu itu juga terjadi soal kurang.
-seingat kita, tahun lalu telah di lakukan uji materi ke MK, dan memutuskan bahwa UN tidak bisa di laksanakan sebelum pemerintah melengkapi sarana dan prasarana di seluruh wilayah Indonesia, namun tetap di laksanakan.
-setahu saya, terbuktikan susah tapi terasa dan terlihat ia, gara-gara UN, telah terjadi perilaku curang yang luar biasa, yaitu sms gentayangan, jual beli kunci jawaban, lalu akan bagaimana jadinya generasi kita nanti?
-Tahun ini tahun yang sangat memalukan, UN amburadul, pelaksanaannya carut marut, masihkah perlu di pertahankan?.
-seolah tak mau di salahkan dan tak mau melengserkan diri, malah punya usul yang lebih konyol.Mereka merencakan UN secara online.
Lihat saja UKG online sudah amburadul yang hanya melibatkan guru, sudah menuai banyak masalah; komputernya kurang, internetnya lamban dan bahkan nggak connect (nyambung), lha ......lalu bagaimana kalau harus menangani jutaan siswa?.... mimpi kali.
Hanya yang punya malu yang mau dan pandai mendengar, jika tidak............ya beginilah jadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar