Mungkin Siami bukanlah satu-satunya guru yang menjerit akan keadaan/dampak dari UN.Namun di antara sekian banyak itu hanya Siami yang nekat menembus zaman.Yang lain? ya apalagi kalau bukan "pengecut" seperti saya juga.Ironi memang Dunia Pendidikan saat ini.Guru di katakan profesional karena punya banyak sertifikat, punya beberapa Piagam Penghargaan.Padahal mereka itu umumnya suka "melalak" meninggalkan kelas beserta anak muridnya, tanpa merasa bersalah muridnya tidak belajar.Tuntutan sertifikasi guru telah banyak menimbulkan ekses utamanya semakin terkikisnya kejujuran, seperti dengan menggandakan Sertifikat (scan), Ijazah instant, atau membeli sertifikat dan sejenisnya.
Lantas, apa yang terjadi selanjutnya bukanlah sesuai dengan tuntutan profesionalisme,karena ternyata guru yg sudah di sertifikasi paling BETI (beda tipis) dengan yang belum.Selanjutnya dan ini yang sangat mengiris hati sampai saat ini, di karenakan tuntutan UN yang menurutku mengada-ada, guru terpaksa mengajari muridnya berbuat curang.Meskipun sebenarnya hal itu juga bukan semata-mata kemauan guru,karena ia juga di perintah oleh atasannya, atasannya lagi dan lagi.Sepertinya tidak mustahil, kalau seandainya operasional seluler dan jaringan telepon lainnya di hentikan selama UN, maka 50% siswa di daerah tertentu pasti tidak lulus UN.Alasannya cukup gampang.Karena setiap malam boleh jadi siswa bukan belajar keras untuk bisa menjawab ujian, tetapi menunggu SMS untuk jawaban ujian esok harinya.Atau ia cepat tidur supaya bisa cepat bangun biar besok pagi bisa cepat berangkat ke sekolah untuk menerima jawaban dari petugas (guru) yg di tugaskan untuk itu.Berapa siswa yang menerima bantuan seperti itu, mungkin ribuan, maka secara tidak langsung kita sudah mengajari siswa kita untuk berbuat "culas" sampai ribuan siswa.Maka jangan salahkan jika mereka nantinya:
-menempati kursi empuk, akan mudah untuk korupsi
-menempati jabatan di PLN akan se-enaknya mematikan listrik
-menempati jabatan Kepala Sekolah akan berbuat hal yang sama
-pendek kata ajaran dari sebab perbuatan "culas" yg kita setujui akan mengajari dia berbuat lebih banyak ke culasan, karena ia merasa hal itu sah-sah saja, karena di contohkan oleh guru.