Rabu, 20 April 2011

Serangan Malam di kala UN

Sungguh naif rasanya jika ada yang mampu menjamin kerahasiaan suatu pekerjaan jika bukan si pelaksana kerja itu yang memberikan jaminan.Contoh kecil bagaimana seorang Ayah menjamin anaknya tidak nakal di sekolah sementara ia tidak mengawasinya langsung.Begitupun soal UN.Pemegang kuasa tertinggi atas UN menyatakan menjamin tidak ada kebocoran, memang sikap yang baik, karena seharusnyalah ia memang harus percaya diri.Tapi apa hal ini bisa di yakini kebenarannya?.Mungkin bisa sebatas kepercayaan yang memberi pernyataan itu.Namun tidak bisa di pungkiri bahwa serangan malam selama UN melalui SMS Gentayang itu, mungkin termasuk fakta yang mampu membatalkan jaminan itu.Alasannya karena tak ada orangtua yang mau anaknya gagal dengan harus mengulang tahun depan.Maka segala daya upaya akan di lakukan agar anaknya bisa lulus.Entah apa yang melanda negeri ini, kalau harus mengandalkan otak untuk kehidupan, dengan mengesampingkan budi pekerti dan rasa malu.Kita lebih suka dengan penampilan dari pada isi.Kita masih lebih suka membohongi diri sendiri, baik di pandangan jelek di badan.Efek buruk yang ditimbulkan oleh pemaksaan kehendak untuk mencapai nilai tinggi, malah menjerumuskan kita ke tingkat kemerosotan moral yang lebih dalam.Apa yang bisa kita harapkan untuk generasi kita yang akan datang, jika kita sendiri mengajari dan menyetujuinya untuk berbuat tidak jujur/culas.Wajar saja jika nanti mereka yang sekarang menghadapi ujian dengan menunggu SMS, dan bukannya mempersiapkan diri dengan belajar akan menjadi generasi yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Saat ini sedang UN SMA sederajat, dan akan dilanjutkan pula untuk SMP dan SD.Tentu SMS gentayangan, yang saya sebut SERANGAN MALAM itu akan terus berlanjut.Padahal itu semestinya tidak perlu terjadi, jika mereka yang merasa pintar itu dengan menyandang hingga 5 Gelar mengikuti namanya, atau yang punya kedudukan dan kuasa untuk bilang apa maunya dan merasa pintar sendiri, tidak berbuat seenaknya.
"Orang beruntung itu, bukan yang bisa menghapal semua isi buku, karena memang tidak semua dari isi buku itu di butuhkan untuk seseorang".Jadi berhentilah memaksakan menilai keberhasilan dari nilai kognitif, agar serangan malam itu tidak terulang lagi.

Tidak ada komentar: