Ini sama sekali bukan maksud memojokkan, namun sekedar untuk mengingatkan kalau mau.Tanggal 23 April 2011, semua pertugas distribusi soal UN SMP Kota Medan (masing -masing sekolah di wakili 2 orang sehingga berjumlah 96 orang), di tambah semua kepala sekolah SMP Negeri dan staf Dinas Pendidikan Kota Medan sudah standby menunggu kedatangan Bapak Mendiknas, dengan berpakaian Batik sesuai perintah yang di dapat.Sekitar pukul 14.00 hujan turun dengan lumayan lebat, dan para petugas saat itu mungkin sebagian mulai khawatir soal UN yang ada dalam truk yang di parkir akan basah.Sedangkan kalau mau di buka, mungkin harus selesai dulu urusan pak Menteri di Disdik Kota Medan.Namun yang di tunggu baru muncul sekitar pukul 16.00 didampingi oleh Walikota Medan Drs.H Rahudman Harahap MM, dan para pendampingnya.Hampir satu jam dilakukan konferensi pers, barulah urusan pak Menteri selesai lalu beranjak meninggalkan tempat.Mulailah di lakukan pembongkaran/penurunan soal dari truk untuk di angkat ke lantai 2.Dan apa yang di khawatirkan tadi benar adanya.Sekitar 3 kardus soal basah dan harus di ganti.Akibatnya tak seperti dulu lagi.Kalau Tahun lalu pendistribusian soal, LJUN dan cadangan sudah selesai sebelum Maghrib dan petugas distribusi Sub Rayon sudah menyelesaikan tugasnya sekitar pukul 22.00, maka sekarang sunggung sangat bertolak belakang.Hingga jam 01.00 yang bisa terbagi baru ada Soal Sampul Besar dan sebagian soal sampul Kecil.Besok harinya pukul 12.00 di mulai lagi pembagian dan baru bisa di selesaikan hingga pukul 03.00 pagi hari Senin.
Pekerjaan yang sangat melelahkan.Hanya untuk pendistribusian soal dari Paniatia ke petugas distribusi sub rayon memakan waktu hampir dua hari dua malam.Penyebabnya termasuk kedatangan Bapak Menteri.Yang juga ikut menyebabkan keresahan, entah dasar apa para Bapak/Ibu MK2s memutuskan hanya membayar petugas sub rayon Rp.200.000 padahal pada tahun sebelumnya mereka di bayar Rp.300.00 selama 6 hari 5 malam sejak 23-28 April 2011.Masalah kedatangan para pejabat negeri, mungkin lebih baik jika tidak harus mengganggu pekerjaan yang lain yang dalam prakteknya mungkin lebih penting dari melayani kunjungan.